Jelang Natal, Prancis Nyaris Kembali Diserang
Rabu, 23 Desember 2015 - 13:55 WIB
Sumber :
- REUTERS/Philippe Wojazer
VIVA.co.id - Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, mengatakan, pada Selasa kemarin, polisi Prancis berhasil menggagalkan serangan teror yang hampir menimpa polisi dan personel militer di wilayah Orleans, Prancis.
Dilansir BBC,
Rabu 23 Desember 2015, Cazeneuve menyebut dua orang berusia 20 dan 24 tahun ditahan pada 19 Desember lalu. Dari hasil interogasi, keduanya diduga melakukan kontak dengan warga Prancis di Suriah.
Salah satu dari dua orang itu mengakui bahwa mereka akan menyerang polisi, personel militer, dan siapa saja yang berkewarganegaraan Prancis. Penyidik berpendapat bahwa keduanya mengumpulkan uang hanya untuk membeli senjata.
Cazeneuve menambahkan, dua orang itu berasal dari Maroko dan Togo. Sementara itu, satu tersangka diketahui polisi sebagai kriminalis dan lainnya tidak diketahui.
Ketika berbicara di selatan kota Toulouse, Cazeneuve menyatakan bahwa sepuluh serangan telah digagalkan di Prancis sepanjang tahun ini. Lalu, sebanyak 3.414 orang ditolak masuk ke Prancis sejak kondisi darurat diberlakukan setelah serangan di negeri mode itu bulan lalu.
“Karena terlalu berisiko untuk mengizinkan mereka hadir, untuk keamanan dan ketertiban umum,” ujar Cazeneuve.
Serangan di Paris dan Prancis bulan lalu, telah menyebabkan hampir 130 orang tewas. Sementara itu, otak utama pelaku serangan, Abdeslam Salah masih menjadi buronan polisi. (art)
Baca Juga :
Dilansir BBC,
Salah satu dari dua orang itu mengakui bahwa mereka akan menyerang polisi, personel militer, dan siapa saja yang berkewarganegaraan Prancis. Penyidik berpendapat bahwa keduanya mengumpulkan uang hanya untuk membeli senjata.
Cazeneuve menambahkan, dua orang itu berasal dari Maroko dan Togo. Sementara itu, satu tersangka diketahui polisi sebagai kriminalis dan lainnya tidak diketahui.
Ketika berbicara di selatan kota Toulouse, Cazeneuve menyatakan bahwa sepuluh serangan telah digagalkan di Prancis sepanjang tahun ini. Lalu, sebanyak 3.414 orang ditolak masuk ke Prancis sejak kondisi darurat diberlakukan setelah serangan di negeri mode itu bulan lalu.
“Karena terlalu berisiko untuk mengizinkan mereka hadir, untuk keamanan dan ketertiban umum,” ujar Cazeneuve.
Serangan di Paris dan Prancis bulan lalu, telah menyebabkan hampir 130 orang tewas. Sementara itu, otak utama pelaku serangan, Abdeslam Salah masih menjadi buronan polisi. (art)