Duta Besar Palestina di PBB: Israel Tak Punya Niat Baik
Jumat, 18 Desember 2015 - 14:01 WIB
Sumber :
- REUTERS/Baz Ratner
VIVA.co.id - Duta Besar dan Pengamat Tetap Negara Palestina
(Ambassador and Permanent Observer of the State of Palestine)
untuk PBB, Dr. Riyad Mansour, mengatakan bahwa perundingan bilateral selama 20 tahun lebih dengan Israel tidak membuahkan hasil apapun karena niat tidak baik dari pihak Israel.
Blokade, pembangunan pemukiman ilegal dan aksi kekerasan dari militer Israel telah menimbulkan penderitaan tak terperikan bagi rakyat Palestina. Rakyat Palestina juga menderita berbagai permasalahan sosial, di antaranya pengangguran dengan angka yang sangat tinggi di kalangan generasi muda, terutama di Jerusalem Timur, kata Mansour saat menyampaikan pandangannya dalam Lecture of Civilisation (Kuliah Peradaban) di Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC) di bilangan Menteng, Jakarta.
Atas perlakuan Israel itu, Riyad Mansour mengatakan, Palestina memiliki dua tuntutan saat ini.
“Ada dua hal yang kita tuntut saat ini, yang pertama hentikan aksi kekerasan militer Israel, dan yang kedua adalah keterlibatan internasional karena kami tidak lagi bisa mempercayai pihak Israel,” ujar Dr. Mansour dalam diskusi yang dipandu oleh Direktur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civlisation (CDCC),Alpha Amirachman, PhD.
Ia juga menegaskan setiap umat Muslim, Kristen, maupun Yahudi berhak memiliki hubungan spiritual dengan Yerusalem karena sejarah bersama, namun tetap yang memiliki hak untuk membentuk negara yang berdaulat adalah rakyat yang memang tinggal di wilayah tersebut.
Sebenarnya saat ini sudah ada perkembangan sikap dan pemikiran dari kalangan rakyat Palestina dengan menerima solusi dua negara (two-state solution).Namun Israel tetap tak mau. “Itu pun Israel tidak mau, karena mereka tetap berkeras menghendaki seluruh wilayah,” keluhnya.
Selain menyampaikan permasalahan Palestina dan Israel, apresiasi yang mendalam bagi dukungan luar biasa dari rakyat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
“Indonesia telah memberikan pengakuan bagi kedaulatan Palestina, terbukti dengan dibukanya Kedutaan Besar Palestina di Jakarta,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan dari komunitas internasional yang terus menunjukkan dukungan bagi Palestina. Menurut Mansour, Dengan berkibarnya bendera Palestina di PBB, telah terbuka banyak sekali kesempatan bagi rakyat Paletina untuk memenuhi hak-hak rakyatnya.
“Konvensi-konvensi internasional menjadi melekat bagi rakyat Palestina, hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan, dan lainnya, termasuk untuk menyeret Israel ke mahkamah internasional,” ujarnya.
Sementara Ketua CDCC Prof Din Syamsuddin dalam sambutannya menegaskan kembali dukungan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
Din yang juga menjabat sebagai Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina ini menghimbau rakyat Indonesia agar memberikan bantuan secara resmi melalui Kedutan Besar Palestina bekerj sama dengan Kementerian Luar Negeri RI. Din menyarankan bantuan tidak langsung diberikan melalui sebagian faksi-faksi tertentu di Palestina, karena bisa mengganggu persatuan rakyat Palestina.
Din juga menambahkan prakarsa Indonesia membantu Palestina akan semakin terjalin dengan rencana pembukaan konsulat kehormatan di Ramallah. (ren)
Baca Juga :
Atas perlakuan Israel itu, Riyad Mansour mengatakan, Palestina memiliki dua tuntutan saat ini.
“Ada dua hal yang kita tuntut saat ini, yang pertama hentikan aksi kekerasan militer Israel, dan yang kedua adalah keterlibatan internasional karena kami tidak lagi bisa mempercayai pihak Israel,” ujar Dr. Mansour dalam diskusi yang dipandu oleh Direktur Eksekutif Centre for Dialogue and Cooperation among Civlisation (CDCC),Alpha Amirachman, PhD.
Ia juga menegaskan setiap umat Muslim, Kristen, maupun Yahudi berhak memiliki hubungan spiritual dengan Yerusalem karena sejarah bersama, namun tetap yang memiliki hak untuk membentuk negara yang berdaulat adalah rakyat yang memang tinggal di wilayah tersebut.
Sebenarnya saat ini sudah ada perkembangan sikap dan pemikiran dari kalangan rakyat Palestina dengan menerima solusi dua negara (two-state solution).Namun Israel tetap tak mau. “Itu pun Israel tidak mau, karena mereka tetap berkeras menghendaki seluruh wilayah,” keluhnya.
Selain menyampaikan permasalahan Palestina dan Israel, apresiasi yang mendalam bagi dukungan luar biasa dari rakyat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
“Indonesia telah memberikan pengakuan bagi kedaulatan Palestina, terbukti dengan dibukanya Kedutaan Besar Palestina di Jakarta,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi dukungan dari komunitas internasional yang terus menunjukkan dukungan bagi Palestina. Menurut Mansour, Dengan berkibarnya bendera Palestina di PBB, telah terbuka banyak sekali kesempatan bagi rakyat Paletina untuk memenuhi hak-hak rakyatnya.
“Konvensi-konvensi internasional menjadi melekat bagi rakyat Palestina, hak untuk mendapatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan, dan lainnya, termasuk untuk menyeret Israel ke mahkamah internasional,” ujarnya.
Sementara Ketua CDCC Prof Din Syamsuddin dalam sambutannya menegaskan kembali dukungan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
Din yang juga menjabat sebagai Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina ini menghimbau rakyat Indonesia agar memberikan bantuan secara resmi melalui Kedutan Besar Palestina bekerj sama dengan Kementerian Luar Negeri RI. Din menyarankan bantuan tidak langsung diberikan melalui sebagian faksi-faksi tertentu di Palestina, karena bisa mengganggu persatuan rakyat Palestina.
Din juga menambahkan prakarsa Indonesia membantu Palestina akan semakin terjalin dengan rencana pembukaan konsulat kehormatan di Ramallah. (ren)