Praktik Seram di Balik Industri Susu Selandia Baru
Sabtu, 12 Desember 2015 - 06:04 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - New Zealand memang terkenal dengan produk susu dan daging sapi mereka yang berkualitas tinggi. Bertahun-tahun sudah produk susu dari New Zealand memasuki pasar internasional dan terus berkembang setiap saat.
Namun bagaimana jadinya jika masyarakat mengetahui kisah di balik minuman susu yang selama ini mereka konsumsi? Jika Anda berpikir susu yang anda tenggak selama ini berasal dari sapi dengan kehidupan yang sehat dan lingkungan yang baik, maka sebaiknya anda berpikir ulang.
Organsisasi Save The Animal, melalui akun Facebook resminya memuat sebuah video dokumenter mengenai kehidupan yang dialami oleh jutaan sapi di New Zealand setiap waktunya. Setiap sapi betina melahirkan anaknya, mereka tak lantas dipersatukan dan hidup berdampingan. Petugas terkait segera membawa paksa anak sapi yang baru lahir itu dari induknya.
Baca Juga :
Namun bagaimana jadinya jika masyarakat mengetahui kisah di balik minuman susu yang selama ini mereka konsumsi? Jika Anda berpikir susu yang anda tenggak selama ini berasal dari sapi dengan kehidupan yang sehat dan lingkungan yang baik, maka sebaiknya anda berpikir ulang.
Organsisasi Save The Animal, melalui akun Facebook resminya memuat sebuah video dokumenter mengenai kehidupan yang dialami oleh jutaan sapi di New Zealand setiap waktunya. Setiap sapi betina melahirkan anaknya, mereka tak lantas dipersatukan dan hidup berdampingan. Petugas terkait segera membawa paksa anak sapi yang baru lahir itu dari induknya.
Dalam video terlihat bayi-bayi sapi itu digiring secara paksa untuk terpisah dari induknya. Mereka bahkan dilempar dan diseret ke dalam mobil karena belum mampu dan kuat untuk berjalan dengan baik. Seraya tak rela meninggalkan anak yang baru saja dilahirkannya, para induk sapi berboyong-boyong mengejar dan menempeli mobil pengangkut, namun apa daya mereka akhirnya harus merelakan anak mereka dibawa pergi.
Organisasi itu menjelaskan, sebanyak dua juta ekor anak sapi berusia hanya empat hari dikirim ke rumah pemotongan hewan karena mereka dianggap tak berharga. Mereka dipilih untuk langsung disembelih tanpa bisa merasakan kehidupan terlebih dahulu hanya mereka tak mampu menghasilkan susu.
Puluhan anak sapi ditempatkan berjejalan satu sama lain di kandang yang sempit. Mereka tak diberikan minuman apalagi makanan untuk mempertahankan hidup. Tendangan, pukulan, bantingan, dan lemparan kejam mereka rasakan setiap harinya.
Seakan tidak memiliki nurani, oknum tersebut membiarkan begitu saja jika ada anak sapi yang tewas. Bangkai mereka didiamkan membusuk di atas tanah ataupun dijadikan satu di sebuah tempat yang tak layak. Semua itu harus mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia meminum susu.