Mau Tampung Pengungsi, Turki Dapat Dana dari UE Rp43 Triliun
Senin, 30 November 2015 - 22:43 WIB
Sumber :
- REUTERS/Marko Djurica
VIVA.co.id
- Pemerintah Turki akhirnya bersedia dan sepakat untuk membendung arus pengungsi ke Benua Eropa. Sebagai imbalannya, UE memberikan dana untuk membiayai para pengungsi senilai Rp43 triliun.
Dikutip dari stasiun berita Al Jazeera, Senin, 30 November 2015, keputusan itu diambil usai Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, bertemu dengan perwakilan dari 28 negara UE.
"Kesepakatan kami, membuat rencana kami jelas untuk membentuk kembali perbatasan. Kami juga akan meningkatkan bantuan kami bagi pengungsi Suriah di Turki melalui fasilitas pengungsi senilai 3 miliar Euro atau setara Rp43 triliun," ujar Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk.
Selain itu, blok UE juga sepakat untuk menghidupkan kembali akses dialog bagi Turki untuk bisa masuk ke UE.
"Tetapi, biarkan kami tekankan lagi, kami tidak membuat kebijakan baru. Kerangka negosiasi tetap berlaku, termasuk sifat alami dan rasa hormat nilai-nilai Eropa serta hak asasi manusia," kata Tusk.
Sementara, bagi PM Davutoglu, dialog yang berlangsung kemarin menghasilkan kebijakan yang luar biasa.
"Ini merupakan sebuah hari yang bersejarah. Nilai bantuan 3 miliar Euro itu bukan diberikan bagi Turki, melainkan bagi pengungsi Suriah," tegas Davutoglu.
UE merasa Turki memainkan peranan penting sebagai titik transit bagi para pengungsi untuk mencoba masuk ke Eropa. Tahun 2015, diprediksi sebanyak 1,5 juta pengungsi membanjiri Eropa.
Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan kesepakatan UE dengan Turki akan membantu menekan arus pengungsi dalam kerangka yang legal. Paling tidak, arus pengungsi kini lebih terkendali.
"Turki kini tengah menampung lebih dari 2 juta pengungsi dan menerima sedikit bantuan internasional. Sehingga, Turki memiliki hak untuk bisa berharap kepada UE dan negara anggotanya untuk membantu serta mengatasi isu tersebut," kata Merkel.
Artinya lagi, Merkel menambahkan, para pengungsi akan memiliki kondisi kehidupan yang lebih baik saat ditampung di Turki. Perbaikan kehidupan yang lebih baik seperti hak untuk bekerja dan dukungan UE untuk bersekolah.
Perdana Menteri Belgia, Charles Michel, telah menyatakan rasa kehati-hatiannya jelang pertemuan itu. "Saya tidak memiliki niat untuk setuju memberikan cek kosong bagi Turki," ujar Michel.
Menurut dia, Turki seharusnya tetap bertanggung jawab dengan mengendalikan wilayah perbatasan. Kendali terhadap perbatasan tidak hanya dengan Benua Eropa, tetapi juga dengan Suriah.
"Saya berharap adanya jaminan yang jelas dari Turki," Michel menambahkan.
Baca Juga :
Pada bulan Desember ini, UE akan membuka bab baru dalam proses negosiasi dengan Turki. Negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu sudah sejak lama ingin bergabung ke blok UE, tetapi hingga saat ini belum disepakati UE. (one)
Baca Juga :