Turki Bungkam Cara Temukan Jasad Pilot Rusia
Senin, 30 November 2015 - 17:55 WIB
Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id - Pemerintah Turki berhasil menemukan jenazah pilot jet tempur Rusia, Oleg Peshkov, yang tewas ketika mendarat usai pesawatnya ditembak. Jasad Peshkov diserahterimakan kepada diplomat Rusia pada Minggu kemarin di Bandara Hatay bagian selatan Turki yang berlokasi dekat dengan perbatasan Suriah.
Baca Juga :
Dikutip dari kantor berita Reuters, Minggu, 29 November 2015, proses serah terima itu berhasil diabadikan wartawan. Peti jenazah yang memuat Peshkov terlihat dimasukkan ke dalam pesawat hercules dan diterbangkan menuju ke Ankara.
Begitu tiba di Ankara, jasad Peshkov akan diterima Duta Besar Rusia untuk Turki dan atase militer. Namun, baik Kedutaan Rusia di Ankara dan pejabat berwenang Turki sama-sama tutup mulut mengenai bagaimana jasad tersebut berhasil ditemukan. Sebelumnya kelompok pemberontak Turkmen mengklaim memiliki jasad Peshkov usai menembak dia.
Mereka juga tidak bersedia berbicara mengenai kapan jasad tersebut akan dikirim ke Rusia.
Aksi penembakan jet tempur Rusia oleh negara anggota NATO, menjadi langkah mundur dalam menggalang dukungan melawan kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). Sementara, Moskow sangat marah usai Ankara menembak jatuh salah satu jet tempur mereka.
Pemerintah Negeri Beruang Merah menyebut peristiwa itu sebagai sesuatu yang direncanakan. Presiden Vladimir Putin pada Sabtu kemarin telah meneken dekrit berupa sanksi ekonomi yang akan dijatuhkan bagi Turki. Di dalam dekrit itu termasuk produk-produk Turki yang dilarang masuk ke Rusia. Sanksi lainnya akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.
Turki membela diri, mereka terpaksa menembak jet yang dikemudikan Peshkov, karena dia telah melanggar zona udara Turki. Padahal, telah diperingatkan 10 kali dalam waktu 5 menit.
Sementara, Rusia bersikukuh jet tempur mereka masih terbang di wilayah udara Suriah. Sedangkan, pilot lainnya berhasil selamat. Namun, salah satu anggota marinir Rusia yang terlibat dalam operasi penyelamatan ikut tewas akibat ditembak oleh anggota kelompok pemberontak Turkmen.
Perdana Menteri Turki, Ahmet Davutoglu, menyerukan perlunya kerja sama militer yang lebih erat usai kejadian penembakan itu.
"Komunikasi dan koordinasi dalam operasi di Suriah dibutuhkan untuk mencegah peristiwa lebih lanjut, karena dua koalisi berbeda tengah melakukan operasi di zona udara Suriah berisiko memicu kejadian serupa di masa mendatang," ujar Davutoglu sebelum bertolak menuju ke Brussel untuk menghadiri pertemuan mengenai krisis migran dengan Uni Eropa.