Ini Kepentingan RI di KTT Perubahan Iklim Paris
Senin, 30 November 2015 - 11:50 WIB
Sumber :
- Tim komunikasi Kepresidenan
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo dan rombongan tiba di Paris, Prancis, pada Minggu malam waktu setempat atau Senin pagi waktu Indonesia. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk bertolak ke Prancis untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim, yang juga dihadiri beberapa pemimpin dunia.
Demikian isi keterangan tertulis dari tim komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, yang diterima VIVA.co.id pada Senin, 30 November 2015. Sesuai dengan jadwal pada Senin pagi waktu setempat, Jokowi akan mengikuti upaca pembukaan COP 21 yang dilaksanakan di Parc desExpositions du Bourget.
Jokowi akan berada di konferensi itu bersama pemimpin dari lebih 140 negara. Pada hari ini, Jokowi juga dijadwalkan akan menyampaikan pidato yang berisi kontribusi RI dalam isu perubahan iklim. Terutama dalam mendorong terealisasinya secara penuh prinsip common but differentiated responsibility.
"Hal ini penting, agar negara berkembang dapat berkontribusi lebih besar dalam isu perubahan iklim. Kami memberikan dukungan politik sama seperti konferensi sebelumnya, komitmen karena kita berada di posisi yang tepat memiliki 17 ribu pulau, khususnya jika terjadi kenaikan permukaan air laut," kata Jokowi saat di Bandara Halim Perdanakusuma.
Sementara, banyak pihak menilai agar RI menggunakan momentum KTT Perubahan Iklim untuk menjelaskan mengenai isu kebakaran lahan dan hutan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir ketika memberikan keterangan pers pada Kamis pekan lalu mengatakan, insiden kebakaran hutan dan lahan bukan berarti kemunduran RI dalam menghadapi dampak pemanasan global.
Situasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi bulan lalu, ujar Arrmanatha semakin diperburuk, karena adanya badai el nino.
"Oleh sebab itu, RI telah mengambil langkah untuk mengatasi kebakaran hutan dan pencegahan," ujar diplomat yang akrab disapa Tata itu.
Untuk mencegah kebakaran, Indonesia telah membuat program one map policy. Pemerintah telah mengeluarkan moratorium terhadap ijin pemanfaatan lahan gambut. "Komitmen Indonesia terhadap isu perubahan iklim ini tidak berkurang, karena adanya kebakaran hutan," ujarnya.
Dia turut menjelaskan RI akan mendorong adanya komitmen tinggi yang seharusnya diberikan oleh negara maju.
"Mereka bisa melakukan transfer teknologi, memberikan dana dalam upaya menghadapi mitigasi perubahan iklim atau meningkatkan kapasitas negara berkembang. Tujuannya, supaya negara berkembang bisa berkontribusi lebih besar dalam upaya mengurangi emisi dan mengatasi perubahan iklim." kata Tata.
Di acara tersebut, Jokowi juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa pemimpin negara yakni Presiden Serbia, Tomislav Nikolic, Perdana Menteri Norwegia, Erna Solberg, PM Belanda, Mark Rutte dan Presiden Peru, Ollanta M. Humala Tasso. Jokowi turut direncanakan meresmikan pembukaan paviliun Indonesia di COP 21 Paris. (ren)