4 Pelaku Teror Paris, Juga Masuk dalam Daftar Teroris AS

Tragedi Paris
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id -  Empat pelaku teror Paris yang telah teridentifikasi ternyata masuk dalam daftar teroris AS. Setidaknya satu atau mungkin lebih dari penyerang juga masuk dalam daftar 'dilarang bepergian' yang disimpan oleh pemerintah AS.

Informasi tersebut disampaikan oleh Reuters pada Jumat, 20 November 2015. Reuters mengutip laporan yang disampaikan oleh tiga petugas keamanan AS yang tak bersedia disebutkan namanya.

Menurut petugas tersebut, keempat penyerang yang namanya dipublikasikan oleh pemerintah Prancis telah masuk dalam daftar Terrorist Identities Datamart Environment (TIDE), sebuah pusat data informasi kelas tinggi yang menyimpan informasi awal di pemerintahan AS.

TIDE dikelola oleh Lembaga Nasional Pemantau Terorisme di AS (National Counterterrorism Center/NCTC). Lembaga ini adalah salah satu divisi dalam kantor Direktur Intelijen Nasional. Namun mereka tak bersedia menyebutkan, siapa lagi yang terdaftar dalam TIDE.

Sebuah laporan yang disampaikan oleh NCTC akhir tahun lalu menyebutkan, TIDE menyimpan data sekitar 1,1 juta orang, termasuk nama-nama mereka dalam berbagai ejaan.

Laporan itu juga menyebutkan, 25.000 warga AS masuk dalam daftar tersebut. Nama mereka masuk dalam daftar tersebut setelah informasi intelijen dibagikan ke pihak berwenang AS oleh pemerintah Eropa.

Sementara itu, dalam daftar terpisah, unit Terrorist Screening Center (TSC) yang dikelola oleh FBI, juga menyimpan beberapa data yang tidak terklasifikasi. Mereka memiliki daftar tersangka yang masuk dalam daftar Data Pengawasan Teroris, dan dua kelompok kecil dengan kategori, 'daftar terseleksi,' dan daftar 'tak boleh bepergian.'

Daftar ini adalah daftar yang TIDE dalam bentuk yang berbeda, dan data intelijen yang sudah terklasifikasi sudah dihapus oleh mereka. Semua maskapai yang ada di AS harus menyertakan daftar penumpang mereka ke TSC, sehingga mereka bisa melakukan pengawasan.

Juru bicara TSC mengatakan, mereka tak akan mengonfirmasi publikasi atau membantahnya, jika ada yang menanyakan apakah seseorang masuk dalam daftar yang mereka miliki.

"Daftar ini akan membawa dampak yang signifikan pada pemerintah yang memiliki kewenangan untuk melakukan investigasi dan mencegah terorisme, termasuk melindungi keamanan transportasi," katanya.