Prancis Buru Tersangka Utama Pelaku Serangan

Para petugas medis membawa korban penembakan di Paris, Prancis
Sumber :
VIVA.co.id
- Pelaku serangan bom bunuh diri dan tembakan di Paris, Prancis, pada Jumat, 13 November 2015, kini tengah diburu pemerintah Prancis. Ia dianggap sebagai orang yang berbahaya.


Seperti dilansir dari
Mirror.co.uk
, Senin, 16 November 2015, otoritas Prancis melaporkan pelaku serangan berjumlah delapan orang, tujuh di antaranya tewas dalam serangan tersebut, dan satu masih buron. Dari tujuh pelaku yang tewas, lima berhasil diidentifikasi.


Satu pelaku yang buron adalah Salah Abdeslam, seorang pria berusia 26 tahun. Ia dan tiga rekannya sempat dihentikan petugas jaga di perbatasan Belgia, namun akhirnya dibebaskan dan diizinkan melanjutkan perjalanan.

 

Mirror.co.uk,
juga  merilis nama pelaku. Pertama adalah Ismail Omar Mostefai, warga negara Prancis berusia 29 tahun. Ia diidentifikasi melalui sidik jarinya yang ditemukan telah terputus. Ismail melakukan serangan tembakan di gedung konser Bataclan dan setelah itu meledakkan dirinya.
 

Pria kelahiran 21 November 1985 itu berasal dari Courcouronnes, Essonne, dan beberapa tahun belakangan tinggal di La Madeleine, Chartres. Ismail dilaporkan tinggal di Suriah selama beberapa bulan pada musim dingin 2013-2014.
 

Lalu yang kedua, pria berkewarganegaraan Belgia, Ibrahim Abdeslam, berusia 31 tahun. Ia meledakkan dirinya di luar restoran Comptoir Voltaire.


Ketiga adalah Ahmed Almuhamed, warga negara Suriah. Ahmed dilaporkan tiba di Yunani berbarengan dengan rombongan Suriah yang mengungsi dengan perahu.

 

Keempat adalah Bilal Hadfi, warga negara Belgia. Lalu, yang kelima, adalah Abbdulakbak B. Pria yang terakhir ini belum diketahui kewarganegaraannya.

 

Kini, Salah Abdeslam menjadi buronan utama polisi Prancis. Ia diduga menjadi otak serangan yang menewaskan 129 orang dan melukai sekitar 300 orang. Pria yang juga berkewarganegaraan Belgia itu adalah saudara dari Ibrahim Abdeslam yang meledakkan diri di luar restoran Comptoir Voltaire. Polisi telah mengeluarkan peringatan agar masyarakat menjauhinya.