Kota di Amerika Ini Perlahan Berubah Islami
Senin, 9 November 2015 - 13:55 WIB
Sumber :
- Rapid News Network
VIVA.co.id - Kota Hamtramck, yang terletak di Michigan, Amerika, baru saja memilih dewan kota yang mayoritas beragama Islam. Pemerintahan di kota tersebut akan perlahan berubah menjadi Islami seiring dengan mayoritas penduduknya yang muslim.
Kota ini diklaim sebagai kota pertama di Amerika yang memiliki pejabat pemerintah (dewan kota) kebanyakan beragama Islam. Dulu kota ini dipenuhi oleh warga Polandia. Kini ada sekitar 22.000 warga Muslim yang turut menaikkan para kandidatnya untuk menjadi panel dewan kota yang berjumlah enam orang. Dengan terpilihnya tiga Muslim sebagai dewan kota yang baru ini artinya ada empat dewan kota yang beragam Islam.
"Dewan kota yang berasal dari warga muslim ini telah membuat perubahan besar di kota ini. Mereka mayoritas yang telah membawa stabilitas, keamanan dan ketenangan. Mereka mampu menekan angka peredaran narkoba dan kejahatan di kota ini," ujar Bill Meyer, pimpinan komunitas Hamtramck yang bukan muslim, seperti dikutip dari NYSE Post, Senin, 9 November 2015.
Banyak orang percaya jika ini merupakan pertama kalinya kota di Amerika memiliki dewan kota yang mayoritas berasal dari muslim. Islam rupanya telah menarik perhatian kota ini dan perlahan mengubahnya. Pada 2004, dewan kota memperbolehkan masjid untuk mengumandangkan adzan dari pengeras suara. Padahal kala itu hanya satu anggota dewan kota yang beragama Islam.
Dari waktu ke waktu populasi muslim di Hamtramck memang meningkat pesat akibat imigrasi. Bahkan saat ini setengah warga mereka adalah muslim. University of Michigan, pada 2013, pernah menobatkan Hamtramck sebagai kota pertama yang mayoritas muslim.
Awalnya, Hamtramck dipenuhi oleh warga Katolik Polandia. Pada 1970 sekitar 90 persen warga kota itu adalah warga Polandia yang berimigrasi. Namun perlahan mereka mulai pindah ke pinggiran kota dan imigran dari Asia dan Arab pun mulai menetap. Kebanyakan muslim itu berasal dari Bangladeh dan Yaman. Sensus terbaru menyebutkan jika sekitar 24 persen warga di Hamtramck adalah warga Arab, kebanyakan dari Yaman. 19 persen adalah warga afro-amerika, 15 persen Bangladesh, 12 persen Polandia, dan 6 persen Yugoslavia.
Awalnya tidak mudah untuk mencalonkan diri di Hamtramck. Kandidat muslim biasanya kerap dilecehkan, dituduh teroris. Bahkan pemilih berasal Bangladesh harus menunjukkan bukti kewarganegaraannya.
Namun kemenangan untuk anggota dewan kota muslim pertama kali diraih oleh pria bernama Saad Almasmari. Pria itu mencalonkan diri saat masih menjadi mahasiswa berusia 28 tahun. Dia pindah ke Amerika pada 2009 dan mendapatkan kewarganegaraannya dua tahun kemudian. Almasmari memenangkan pemilihan dewan kota dengan jumlah voting 22 persen.
"Meskipun kami muslim, ini tidak ada hubungannya dengan melayani masyarakat. Ini bukan soal agama. Ini bukan soal muslim atau bulan. Kami haya ingin bekerja melayani semua warga," ujar Almasmari.
Baca Juga :
Kota ini diklaim sebagai kota pertama di Amerika yang memiliki pejabat pemerintah (dewan kota) kebanyakan beragama Islam. Dulu kota ini dipenuhi oleh warga Polandia. Kini ada sekitar 22.000 warga Muslim yang turut menaikkan para kandidatnya untuk menjadi panel dewan kota yang berjumlah enam orang. Dengan terpilihnya tiga Muslim sebagai dewan kota yang baru ini artinya ada empat dewan kota yang beragam Islam.
"Dewan kota yang berasal dari warga muslim ini telah membuat perubahan besar di kota ini. Mereka mayoritas yang telah membawa stabilitas, keamanan dan ketenangan. Mereka mampu menekan angka peredaran narkoba dan kejahatan di kota ini," ujar Bill Meyer, pimpinan komunitas Hamtramck yang bukan muslim, seperti dikutip dari NYSE Post, Senin, 9 November 2015.
Banyak orang percaya jika ini merupakan pertama kalinya kota di Amerika memiliki dewan kota yang mayoritas berasal dari muslim. Islam rupanya telah menarik perhatian kota ini dan perlahan mengubahnya. Pada 2004, dewan kota memperbolehkan masjid untuk mengumandangkan adzan dari pengeras suara. Padahal kala itu hanya satu anggota dewan kota yang beragama Islam.
Dari waktu ke waktu populasi muslim di Hamtramck memang meningkat pesat akibat imigrasi. Bahkan saat ini setengah warga mereka adalah muslim. University of Michigan, pada 2013, pernah menobatkan Hamtramck sebagai kota pertama yang mayoritas muslim.
Awalnya, Hamtramck dipenuhi oleh warga Katolik Polandia. Pada 1970 sekitar 90 persen warga kota itu adalah warga Polandia yang berimigrasi. Namun perlahan mereka mulai pindah ke pinggiran kota dan imigran dari Asia dan Arab pun mulai menetap. Kebanyakan muslim itu berasal dari Bangladeh dan Yaman. Sensus terbaru menyebutkan jika sekitar 24 persen warga di Hamtramck adalah warga Arab, kebanyakan dari Yaman. 19 persen adalah warga afro-amerika, 15 persen Bangladesh, 12 persen Polandia, dan 6 persen Yugoslavia.
Awalnya tidak mudah untuk mencalonkan diri di Hamtramck. Kandidat muslim biasanya kerap dilecehkan, dituduh teroris. Bahkan pemilih berasal Bangladesh harus menunjukkan bukti kewarganegaraannya.
Namun kemenangan untuk anggota dewan kota muslim pertama kali diraih oleh pria bernama Saad Almasmari. Pria itu mencalonkan diri saat masih menjadi mahasiswa berusia 28 tahun. Dia pindah ke Amerika pada 2009 dan mendapatkan kewarganegaraannya dua tahun kemudian. Almasmari memenangkan pemilihan dewan kota dengan jumlah voting 22 persen.
"Meskipun kami muslim, ini tidak ada hubungannya dengan melayani masyarakat. Ini bukan soal agama. Ini bukan soal muslim atau bulan. Kami haya ingin bekerja melayani semua warga," ujar Almasmari.