Presiden Italia Akan Kunjungi Indonesia untuk Pertama Kali

Tempat wisata Colosseum di Roma Italia
Sumber :
  • REUTERS/Stefano Rellandini

VIVA.co.id - Kementerian Luar Negeri Indonesia memastikan kunjungan Presiden Italia, Sergio Mattarella, pada 8-10 November 2015. Juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nassir, mengatakan, kunjungan ini merupakan kunjungan yang bersejarah bagi kedua negara. Pertama kalinya dilakukan sejak dibangunnya hubungan bilateral puluhan tahun yang lalu.

"Kunjungan ini historis karena pertama kalinya dilakukan sejak hubungan bilateral antara kedua negara dimulai pada 1949. Menlu Retno Marsudi akan mendampingi Presiden Jokowi untuk bertemu dengan Presiden Italia pada 9 November 2015," ujar Arrmanatha, Kamis, 5 November 2015 di gedung Kemlu RI, Jakarta.

Arrmanatha menjelaskan, tujuan utama kedatangan Presiden Italia akan membahas mengenai peningkatan kerja sama di bidang ekonomi perdagangan. Karena, kata dia, Italia adalah negara terbesar yang mengimpor minyak kelapa sawit dari Indonesia.

"Italia merupakan pasar terbesar di Eropa yang mengimpor kelapa sawit. Bahkan, di sana ada sebuah gerakan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi dan mendorong penggunaan minyak kelapa sawit Indonesia," ucapnya.

Arrmanatha menjelaskan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Italia mencapai US$4 miliar pada 2014. Sementara itu, nilai investasi Italia di Indonesia sebesar US$63 juta.

Di samping itu, jumlah wisatawan Italia yang datang ke Indonesia mencapai 68 ribu jiwa dan sekitar 2.000 WNI yang mengunjungi Italia pada 2014.

Dalam kunjungannya nanti, Presiden Mattarella turut membawa 28 pengusaha yang bergerak di bidang maritim, infrastruktur, perbankan, dan juga energi terbarukan.

"Nanti juga akan dibahas bidang pariwisata, budaya, dan isu lainnya. Rencananya akan ada dua MoU (Memorandum of Understanding) soal pembebasan visa diplomatik dan visa dinas serta MoU soal pariwisata," ucap dia.

Bahas Visa

Pria yang akrab disapa Tata itu juga mengatakan, Indonesia akan meneruskan upayanya untuk membebaskan atau memberikan visa Schengen bagi WNI, mengingat saat ini baru Belanda yang membebaskan visanya bagi WNI.

"Untuk awalnya akan didorong pembebasan visa diplomatik dan dinas. Lalu, akan didorong agar WNI yang memiliki paspor agar bisa memiliki visa Schengen," tuturnya.

"Kami berharap semua negara Uni Eropa mendukung permohonan Indonesia ini".