Al Qaidah Ajak ISIS Gabung Hadapi Barat dan Rusia
- REUTERS / Stringer
VIVA.co.id - Pemimpin Al Qaidah Ayman al-Zawahiri menyerukan pendukungnya untuk bersatu menghadapi ancaman dari Barat dan Rusia di Suriah dan Irak.
Rekaman terbaru yang beredar itu mengisyaratkan munculnya kekuatan yang lebih besar dari penggabungan antara Al Qaidah dan ISIS.
"Amerika, Rusia, Iran, Alawi, dan Hizbullah bersatu untuk menghadapi kita. Kita tak akan mampu menghadapinya sendiri, tetapi kita bisa mengerahkan semua upaya untuk menghadapi mereka," kata Zawahiri, melalui rekaman audio yang disampaikan pada Minggu, 1 November 2015.
Seperti dikutip dari alarabiya.net, Selasa 3 November 2015, tidak jelas kapan rekaman itu dibuat. Tetapi, kalimat yang menyebut Rusia menunjukkan rekaman itu dibuat, setelah Rusia meluncurkan serangan udara terhadap kelompok-kelompok oposisi dan ISIS pada 30 September di Suriah.
Bulan September lalu, Zawahiri diberhentikan oleh ISIS, karena mengatakan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, tidak sah. Tapi kini, ia mengatakan para pengikutnya akan bergabung dengan ISIS untuk bertempur menghadapi koalisi yang dipimpin Barat di Irak dan Suriah jika memungkinkan.
"Saudara-saudara mujahidin saya di semua tempat dan dari semua kelompok, ini waktunya kita hadapi agresi dari Amerika, Eropa, dan Rusia. Jadi, ini pilihan kita untuk berdiri bersama sebagai sebuah kesatuan dari Turkestan Timur ke Maroko," kata Zawahiri.
ISIS, kelompok ultra-garis keras yang mengontrol sebagian besar Irak dan Suriah, telah menyerukan perang suci terhadap Rusia dan Amerika Serikat, dalam menanggapi serangan udara pada pejuangnya di Suriah.
Kerja sama antara Al Qaidah dan ISIS akan semakin menyulitkan upaya untuk menstabilkan Timur Tengah, di mana kelompok-kelompok militan telah mendapatkan pengaruh dan meningkatkan serangan sejak pemberontakan Arab 2011 menggulingkan otokrat. (asp)