Produk Indonesia Laris di Paita New Caledonia
Rabu, 21 Oktober 2015 - 10:45 WIB
Sumber :
- KJRI Noumea
VIVA.co.id - KJRI Noumea yang bersinergi dengan seluruh asosiasi diaspora Indonesia di wilayah seberang lautan Prancis di Pasifik Selatan menggelar bazar yang diadakan untuk merayakan 20 tahun berdirinya asosiasi Sahabat Indonesia–Paita (Amicale Indonesienne Paita), Minggu, 18 Oktober 2015.
Dalam rilisnya, lebih dari 2.000 pengunjung memadati arena Dock Socioculturel Paita, New Caledonia. Mereka menyaksikan pertunjukan dan membeli produk Indonesia yang dijual di acara tersebut.
Berbagai produk furnitur, keramik, patung, kerajinan tangan, pakaian, kain batik, tas, produk fashion, produk makanan dan minuman Indonesia lainnya sangat diminati masyarakat New Caledonia.
“Banyak pengunjung yang tertarik dengan produk Indonesia. Mereka menyukai tas batik yang memang memiliki kualitas bagus dan warna yang menarik,” ujar Sandra, pengusaha La Maison NC yang ikut dalam acara bazar tersebut, bersama empat importir produk Indonesia lainnya.
Guy, pengusaha Belle-île mengatakan dia sampai kehabisan stok batik motif tradisional berwarna cerah, karena peminatnya tidak hanya diaspora Indonesia, tetapi juga masyarakat keturunan Kanak dan Wallis.
“Bazar seperti ini bagus sekali untuk mengetahui minat konsumen lebih luas,” komentarnya.
Para pengusaha tersebut juga menyatakan akan berpartisipasi dalam kegiatan promosi KJRI Noumea di masa mendatang.
“Tidak hanya kuliner dan seni budaya, tetapi juga berbagai produk komoditas Indonesia akan terus diperkenalkan dalam setiap kegiatan promosi. Hal ini sejalan dengan harapan Presiden Jokowi agar perwakilan RI menjadi marketer bagi produk Indonesia,” kata Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta.
Selain bazar, para pengunjung juga dihibur berbagai kesenian tradisional dan modern Indonesia yang dibawakan oleh 110 pengisi acara, didominasi oleh para diaspora muda Indonesia New Caledonia. Mereka berhasil menggambarkan indahnya keberagaman pesona budaya Indonesia, baik berupa tari maupun musik.
Ditampilkan tarian nusantara seperti Tari Tortor Batak, Tari Reog, Tari Soyong, Tari Yapong, Tari Langen Baruno, Tari Jaipongan Banda Urang, Tari Mulat Wani, Pencak Silat Cimande, Tari Bali Pendet, dan Tari Tenun. Selain itu, ada permainan alat musik tradisional yang dibawakan oleh Grup Gamelan dan Tim Angklung binaan KJRI Noumea dan Grup Musik Arumba.
“Bagus sekali. Belum pernah saya melihat acara diaspora Indonesia yang seramai ini,” kata Gimie Ginny, keturunan Indonesia asal Marseille Prancis, yang sedang mengunjungi anaknya.
Direktur Dock Socioculturel Paita, Marc Richer, merasa surprise dengan membludaknya pengunjung. “Selain acaranya bagus, belum pernah ada kegiatan asosiasi komunitas lainnya yang mampu menarik ribuan penonton,” komentarnya.
Sementara hujan mengguyur di luar gedung pertunjukan, para pengunjung disuguhkan dengan kehangatan kuliner Indonesia yang dijajakan oleh asosiasi masyarakat keturunan Indonesia dan DWP KJRI Noumea. Aneka hidangan khas Indonesia seperti bakso, mi ayam, satai ayam, nasi rames, nasi uduk, dan jajanan pasar lainnya ludes terjual sebelum tengah hari.
Selain menikmati beragam kuliner, mereka juga menyaksikan demo membuat kelepon yang dipresentasikan oleh salah satu diaspora Indonesia.
Baca Juga :
Dalam rilisnya, lebih dari 2.000 pengunjung memadati arena Dock Socioculturel Paita, New Caledonia. Mereka menyaksikan pertunjukan dan membeli produk Indonesia yang dijual di acara tersebut.
Berbagai produk furnitur, keramik, patung, kerajinan tangan, pakaian, kain batik, tas, produk fashion, produk makanan dan minuman Indonesia lainnya sangat diminati masyarakat New Caledonia.
“Banyak pengunjung yang tertarik dengan produk Indonesia. Mereka menyukai tas batik yang memang memiliki kualitas bagus dan warna yang menarik,” ujar Sandra, pengusaha La Maison NC yang ikut dalam acara bazar tersebut, bersama empat importir produk Indonesia lainnya.
Guy, pengusaha Belle-île mengatakan dia sampai kehabisan stok batik motif tradisional berwarna cerah, karena peminatnya tidak hanya diaspora Indonesia, tetapi juga masyarakat keturunan Kanak dan Wallis.
“Bazar seperti ini bagus sekali untuk mengetahui minat konsumen lebih luas,” komentarnya.
Para pengusaha tersebut juga menyatakan akan berpartisipasi dalam kegiatan promosi KJRI Noumea di masa mendatang.
“Tidak hanya kuliner dan seni budaya, tetapi juga berbagai produk komoditas Indonesia akan terus diperkenalkan dalam setiap kegiatan promosi. Hal ini sejalan dengan harapan Presiden Jokowi agar perwakilan RI menjadi marketer bagi produk Indonesia,” kata Konjen RI Noumea, Widyarka Ryananta.
Selain bazar, para pengunjung juga dihibur berbagai kesenian tradisional dan modern Indonesia yang dibawakan oleh 110 pengisi acara, didominasi oleh para diaspora muda Indonesia New Caledonia. Mereka berhasil menggambarkan indahnya keberagaman pesona budaya Indonesia, baik berupa tari maupun musik.
Ditampilkan tarian nusantara seperti Tari Tortor Batak, Tari Reog, Tari Soyong, Tari Yapong, Tari Langen Baruno, Tari Jaipongan Banda Urang, Tari Mulat Wani, Pencak Silat Cimande, Tari Bali Pendet, dan Tari Tenun. Selain itu, ada permainan alat musik tradisional yang dibawakan oleh Grup Gamelan dan Tim Angklung binaan KJRI Noumea dan Grup Musik Arumba.
“Bagus sekali. Belum pernah saya melihat acara diaspora Indonesia yang seramai ini,” kata Gimie Ginny, keturunan Indonesia asal Marseille Prancis, yang sedang mengunjungi anaknya.
Direktur Dock Socioculturel Paita, Marc Richer, merasa surprise dengan membludaknya pengunjung. “Selain acaranya bagus, belum pernah ada kegiatan asosiasi komunitas lainnya yang mampu menarik ribuan penonton,” komentarnya.
Sementara hujan mengguyur di luar gedung pertunjukan, para pengunjung disuguhkan dengan kehangatan kuliner Indonesia yang dijajakan oleh asosiasi masyarakat keturunan Indonesia dan DWP KJRI Noumea. Aneka hidangan khas Indonesia seperti bakso, mi ayam, satai ayam, nasi rames, nasi uduk, dan jajanan pasar lainnya ludes terjual sebelum tengah hari.
Selain menikmati beragam kuliner, mereka juga menyaksikan demo membuat kelepon yang dipresentasikan oleh salah satu diaspora Indonesia.