Pesawat MH17 Jatuh Ditembak Rudal BUK Buatan Rusia
Rabu, 14 Oktober 2015 - 11:19 WIB
Sumber :
- REUTERS/Michael Kooren
VIVA.co.id
- Dewan Keselamatan Belanda pada Selasa kemarin menuntaskan laporan mereka mengenai jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di wilayah Ukraina Timur. Berdasarkan laporan yang dipaparkan di pangkalan militer di Gilze-Rijen di Belanda oleh Presiden Dewan Djibbe Joustra, maskapai nasional Malaysia itu jatuh akibat ditembak oleh rudal jenis BUK buatan Rusia yang mengenai bagian depan kiri pesawat.
Stasiun berita BBC, Rabu, 14 Oktober 2015 melansir, akibat tembakan rudal itu, tiga kru yang berada di ruang kokpit langsung tewas seketika. Tetapi, tidak diketahui dengan jelas bagaimana penumpang dan kru lainnya meninggal. Kemungkinan yang tersisa hanya beberapa di antara mereka yang tetap sadar selama 1,5 menit sebelum pesawat jatuh ke bawah.
Saat memaparkan hasil akhir temuan, Dewan Keselamatan turut menunjukkan kontruksi ulang bagian depan pesawat yang dirangkai kembali. Puing-puing pesawat yang berada di area Ukraina timur dibawa ke Belanda untuk direkonstruksi.
Joustra mengatakan, berdasarkan pola imbas dari ledakan, hal tersebut tidak mungkin disebabkan oleh sebuah meteor, rudal yang ditembakkan dari udara atau ledakan di dalam pesawat.
Dia menjelaskan, bagian kepala dari rudal meledak di sebelah kiri ruang kokpit sehingga mengakibatkan kerusakan struktur di bagian depan. Alhasil, sisa bagian pesawat lainnya juga hancur.
Joustra menambahkan berdasarkan warna fragmen yang ditemukan di pesawat sesuai dengan warna fragmen rudal di permukaan darat. Bukti menunjukkan fragmen itu milik bagian kepala rudal BUK 9N314M yang bisa ditembakkan dengan alat peluncur 9M38M1.
"Bagian kepala 9N314M meledak di bagian luar pesawat di sisi kiri kokpit. Ini cocok dengan jenis kepala rudal BUK yang ditembakkan dengan sistem peluncur ke udara dari permukaan darat," kata Joustra.
Klik tautan berikut untuk melihat animasi rudal BUK mengenai pesawat.
Baca Juga :
Akibat insiden itu sebanyak 298 penumpang dan kru dilaporkan tewas. Sebanyak 196 penumpang berasal dari Belanda. Sisanya berasal dari Inggris, Indonesia, Selandia Baru, Jerman, Australia, Kanada, Belgia dan Filipina.
Kendati begitu, laporan tersebut tidak menyebut siapa yang menembakkan rudal atau dari mana rudal itu ditembakan. Namun, menurut mereka seharusnya Ukraina menutup wilayah udaranya. Sebab, di hari Malaysia Airlines ditembak, 160 penerbangan diketahui terbang di zona udara konflik itu.
Oleh sebab itu, Dewan Keselamatan juga merekomendasikan aturan penerbangan internasional agar diubah. Tujuannya agar operator penerbangan bersedia lebih transparan mengenai rute penebangan mereka.
Tetapi, Kepala penyelidikan kasus MH17 Ukraina, Hennadiy Zubko mengatakan, Ukraina sudah mengikuti aturan sesuai prosedur yang ditetapkan. "Semua rekomendasi yang dikeluarkan oleh Organisasi Penerbangan Sipil (ICAO) sudah dilakukan. Ukraina telah menutup area penerbangannya di bawah 32 ribu kaki," kata Zubko kepada jurnalis di Kiev.
Sementara, Organiasi Kesatuan Pilot Inggris, BALPA, menyerukan agar masing-masing negara dan operator bersedia untuk membagi informasi akurat mengenai rute aman bagi penerbangan. "Para penumpang dan pilot menginginkan sebuah tingkat keselamatan yang terbuka dan seragam, bukan salah satu memutuskan secara diam-diam dan berbeda, tergantung maskapai dan negara asalnya," ujar ahli keselamatan penerbangan dari BALPA, Stephen Landelts dan dikutip kantor berita Reuters.
(mus)