NATO Meminta Turki Proporsional Hadapi Teroris
Selasa, 13 Oktober 2015 - 10:37 WIB
Sumber :
- Reuters/Recep Yilmaz
VIVA.co.id - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Senin, 12 Oktober 2015, mendesak Turki untuk lebih proporsional dalam merespons serangan teroris. Namun, NATO mengakui Turki sebagai negara yang paling menderita, dibanding negara anggota NATO lainnya, akibat krisis yang melanda Timur Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan Stoltenberg di Norwegia untuk menyikapi ledakan bom kembar di kota Ankara, ibu kota Turki. Ledakan tersebut menewaskan 97 orang.
Seperti dikutip dari alarabiya.net, Senin, 12 Oktober 2015, Stoltenberg mengatakan, "Mereka (Turki) telah mengalami sejumlah serangan teroris. Mereka memiliki hak untuk melawan, namun saya sangat berharap, Turki bisa proporsional merespons serangan tersebut."
Stoltenberg tak memerinci lebih jauh, seperti apa proporsional yang diharapkan NATO. Sementara itu, pemerintah Turki mengarahkan opini bahwa serangan bom yang terjadi pada Sabtu, 10 Oktober 2015, kemarin didalangi oleh ISIS.
Meski tak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, namun Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, mengatakan kepada stasiun NTV, fokus mereka adalah pada kelompok ISIS.
"Serangan ini tak menargetkan pada kelompok khusus. Ini adalah serangan yang ditujukan pada seluruh negara dan menyerang persatuan kita. Turki adalah negara yang mampu menjaga perdamaian di seluruh wilayahnya," kata perdana menteri.
Atas serangan tersebut, Turki mengabarkan masa berkabung selama tiga hari. (one)
Baca Juga :
Pernyataan tersebut disampaikan Stoltenberg di Norwegia untuk menyikapi ledakan bom kembar di kota Ankara, ibu kota Turki. Ledakan tersebut menewaskan 97 orang.
Seperti dikutip dari alarabiya.net, Senin, 12 Oktober 2015, Stoltenberg mengatakan, "Mereka (Turki) telah mengalami sejumlah serangan teroris. Mereka memiliki hak untuk melawan, namun saya sangat berharap, Turki bisa proporsional merespons serangan tersebut."
Stoltenberg tak memerinci lebih jauh, seperti apa proporsional yang diharapkan NATO. Sementara itu, pemerintah Turki mengarahkan opini bahwa serangan bom yang terjadi pada Sabtu, 10 Oktober 2015, kemarin didalangi oleh ISIS.
Meski tak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, namun Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, mengatakan kepada stasiun NTV, fokus mereka adalah pada kelompok ISIS.
"Serangan ini tak menargetkan pada kelompok khusus. Ini adalah serangan yang ditujukan pada seluruh negara dan menyerang persatuan kita. Turki adalah negara yang mampu menjaga perdamaian di seluruh wilayahnya," kata perdana menteri.
Atas serangan tersebut, Turki mengabarkan masa berkabung selama tiga hari. (one)