Kemlu RI: Tidak Ada Korban WNI Dalam Pemboman Turki
Minggu, 11 Oktober 2015 - 18:05 WIB
Sumber :
- REUTERS/Umit Bektas
VIVA.co.id
- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengecam aksi pemboman yang terjadi di ibu kota Ankara pada Sabtu kemarin, 10 Oktober 2015, ketika tengah digelar aksi unjuk rasa oleh aktivis pro Kurdi dan buruh. Akibat insiden tersebut menewaskan 95 orang dan melukai 246 demonstran.
Dikutip dari akun resmi Twitter Kemlu RI pada Minggu, 11 Oktober 2015, pemerintah juga telah menyampaikan bela sungkawa kepada pemerintah dan rakyat Turki, khususnya keluarga korban.
"Berdasarkan hasil koordinasi dengan perwakilan RI di Ankara, sampai saat ini tidak terdapat korban WNI dalam insiden tersebut," tulis Kemlu.
KBRI Ankara, ujar Kemlu, terus melakukan koordinasi dengan otoritas Turki untuk mengetahui perkembangan identifikasi korban.
"KBRI Ankara telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di Turki agar berhati-hati saat bepergian, khususnya di tempat yang menjadi target," kata Kemlu.
Baca Juga :
Jika membutuhkan informasi mengenai situasi WNI di Turki, Kemlu menyediakan nomor hotline yang dapat dihubungi yakni +905 321 352298.
Menurut laporan kantor berita Reuters hari ini, terdapat dua bom yang meledak dalam unjuk rasa kemarin. Bom tersebut tergolong bom bunuh diri dan dilkakukan di dekat stasiun utama Ankara, tepat tiga pekan sebelum digelar pemilihan umum di Turki.
Salah satu pembom diketahui sebagai seorang pria dan berusia antara 25 hingga 30 tahun. Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan hasil analisa di lokasi dan mengambil sidik jari pelaku.
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang bertanggung jawab terhadap serangan tersebut. Pemerintah Turki membantah terlibat dalam aksi pemboman.
Namun, menurut Perdana Menteri Ahmet Davutoglu, berbagai pihak bisa saja menjadi pelaku utama, mulai dari kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS), faksi militan Kurdi atau radikal sayap kiri.
"Analisa tengah dilakukan untuk mengidentifikasi siapa yang berada di belakang serangan tersebut kemudian menyeret mereka ke pengadilan," ujar Davutoglu dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Rakyat Demokratik (HDP), Selahattin Demirtas, menyalahkan pemerintah akibat pemboman itu.
Dia mengatakan serangan yang dilakukan Sabtu kemarin, merupakan aksi serupa ketika HDP berunjuk rasa pada malam pemilihan umum Juni lalu di bagian tenggara kota Diyarbakir.
Aksi bom bunuh diri lainnya juga pernah dilakukan oleh ISIS di perbatasan antara Suriah dan Turki pada Juli lalu. Akibat insiden itu, 33 aktivis muda pro Kurdi dilaporkan tewas. (ase)