Diancam Dibunuh Simpatisan ISIS, Robert O'Neill Tak Takut
Kamis, 8 Oktober 2015 - 11:53 WIB
Sumber :
- Akun Twitter Robert O'Neill
VIVA.co.id
- Mantan anggota elite Angkatan Laut Amerika Serikat, Robert O'Neill, mengaku tak khawatir dengan ancaman akan dibunuh oleh simpatisan kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS). Dia mengatakan, sudah siap mati ketika terlibat dalam misi penangkapan pemimpin kelompok Al-Qaeda, Osama bin Laden.
Dikutip dari laman Mirror, Rabu, 7 Oktober 2015, O'Neill akhirnya bersedia muncul dan diwawancarai oleh media.
"Saya sudah siap untuk hal ini, sejak kami membunuh Osama. Saya tahu, ada orang-orang di pemerintahan dan Biro Penyidik Federal (FBI) yang mencoba melacak mereka dan saya tahu cara melindungi diri sendiri," kata O'Neill ketika diwawancarai stasiun berita Fox News.
O'Neill mengaku telah berbicara dengan FBI dan petugas penegak hukum. Mereka menjamin akan memberikan perlindungan.
Dalam wawancara itu, O'Neill juga menyebut Amerika sebagai negara yang lemah dan menyerukan agar Negeri Paman Sam terlibat lebih jauh di Suriah dan Timur Tengah untuk menghentikan genosida.
Baca Juga :
Ancaman itu disampaikan oleh seorang simpatisan ISIS yang didunia maya mengaku bernama Sally Jones. Dia merupakan istri dari anggota kelompok militan, Junaid Hussein.
Alamat rumah O'Neill dibocorkan di dunia maya oleh Jones.
"Pasukan buruk mereka diungkap oleh seorang gadis," tulis Jones.
Kendati akun Twitter milik Jones ditutup, tetapi informasi itu telah menyebar luas dan diteruskan oleh anggota kelompok militan lainnya.
Jones mengaku kesal, karena usai membunuh Osama, O'Neill malah berkeliling Negeri Paman Sam dan hadir dalam berbagai seminar serta menyampaikan sesumbar telah menewaskan Osama.
"Ini yang dia dapat karena tidak bisa menutup mulut mengenai operasi itu. Akan ada lagi yang lainnya," kata Jones.
Dalam kesempatan itu, Jones turut menyerukan kepada simpatisan ISIS yang berada di Amerika agar segera membunuh O'Neill.
"Saya tinggalkan informasi mengenai Robert O'Neill untuk saudara-saudaraku di Amerika dan Al-Qaeda di AS, sebagai target nomor satu untuk diburu dan pada akhirnya dibunuh," kata pendukung ISIS itu.