Demonstran Kembali Berunjuk Rasa di Hong Kong
Senin, 28 September 2015 - 16:53 WIB
Sumber :
- REUTERS/Bobby Yip
VIVA.co.id - Aksi demonstrasi kembali menyeruak di Hong Kong. Hari ini, demonstran kembali berkumpul di pusat kota Hong Kong untuk menuntut proses pemilihan umum agar dilakukan secara bebas dan terbuka.
Dilansir dari Channel News Asia,
Senin, 28 September 2015, ribuan orang juga datang dan bergabung dengan demonstran.
Hari ini, para aktivis dan pendemo akan berkumpul di "Lennon Wall", sebuah tangga luar ruangan dekat dengan markas pemerintah yang ditempeli ribuan catatan kertas berwarna-warni sebagai bentuk protes mereka. Mereka akan melanjutkan aksi dengan melakukan jalan kaki dan menutupnya dengan suasana hening.
Sementara itu, ribuan polisi terus berjaga-jaga. Mereka memblokir aksi "pendemo payung," sebutan untuk para demonstran karena menggunakan payung untuk melindungi diri dari Matahari, hujan, gas air mata, dan semprotan merica.
“Aksi ini untuk menunjukkan bahwa masyarakat Hong Kong akan terus berada pada jalan ini. Tidak sedikit orang yang menyuarakan hal yang sama dengan cara berbeda,” ujar Catherine Shek (21) seorang mahasiswa yang ikut dalam aksi ini.
Mahasiswa lainnya, Law Kin-wai (18) mengangap aksi ini merupakan inspirasi bagi generasi muda untuk ikut ambil bagian demi menyuarakan pendapat mereka.
Aksi protes mahasiswa Hong Kong dimulai setelah Pemerintah China menawarkan kompromi dengan memungkinkan kepemimpinan Hong Kong dipegang oleh orang dengan suara terbanyak pada 2017. Namun, mereka juga menegaskan akan memeriksa kandidat yang ada.
Keputusan pemilu itu ditolak pada Juni oleh anggota parlemen pro-demokrasi yang tidak setuju dengan adanya pembatasan. Sebab, peraturan itu akan menghasilkan sistem di mana pemimpin dipilih oleh komite pemilihan pro-Beijing.
Baca Juga :
Dilansir dari Channel News Asia,
Hari ini, para aktivis dan pendemo akan berkumpul di "Lennon Wall", sebuah tangga luar ruangan dekat dengan markas pemerintah yang ditempeli ribuan catatan kertas berwarna-warni sebagai bentuk protes mereka. Mereka akan melanjutkan aksi dengan melakukan jalan kaki dan menutupnya dengan suasana hening.
Sementara itu, ribuan polisi terus berjaga-jaga. Mereka memblokir aksi "pendemo payung," sebutan untuk para demonstran karena menggunakan payung untuk melindungi diri dari Matahari, hujan, gas air mata, dan semprotan merica.
“Aksi ini untuk menunjukkan bahwa masyarakat Hong Kong akan terus berada pada jalan ini. Tidak sedikit orang yang menyuarakan hal yang sama dengan cara berbeda,” ujar Catherine Shek (21) seorang mahasiswa yang ikut dalam aksi ini.
Mahasiswa lainnya, Law Kin-wai (18) mengangap aksi ini merupakan inspirasi bagi generasi muda untuk ikut ambil bagian demi menyuarakan pendapat mereka.
Aksi protes mahasiswa Hong Kong dimulai setelah Pemerintah China menawarkan kompromi dengan memungkinkan kepemimpinan Hong Kong dipegang oleh orang dengan suara terbanyak pada 2017. Namun, mereka juga menegaskan akan memeriksa kandidat yang ada.
Keputusan pemilu itu ditolak pada Juni oleh anggota parlemen pro-demokrasi yang tidak setuju dengan adanya pembatasan. Sebab, peraturan itu akan menghasilkan sistem di mana pemimpin dipilih oleh komite pemilihan pro-Beijing.