Jerman Tempatkan Pengungsi di Bekas Kamp Konsentrasi Nazi

Ratusan Polisi Hongaria Cegat Pengungsi Suriah di Perbatasan
Sumber :
  • REUTERS/Marko Djurica

VIVA.co.id - Jerman menempatkan para pengungsi atau pencari suaka di sebuah tempat bekas kamp konsentrasi massal buatan Nazi. Sementara itu, negara-negara Eropa lainnya melanjutkan kesepakatan untuk menerima arus pengungsi yang belum pernah terjadi sebelum ini.

Sekitar 21 pria pencari suaka ditempatkan di bangunan yang pada tahun 1937 digunakan sebagai barak kamp konsentrasi di Buchenwald. Mereka akan tetap tinggal disana sampai permohonan suaka mereka dikabulkan pemerintah Jerman.

"Ini adalah solusi darurat. Tapi ini tak bisa dihindari," kata Wali Kota Berlin Distrik Mitte, Christian Hanke, kepada Daily Mail Online. "Di hanggar sana, banyak sekali kamar," katanya menambahkan. 

Sekitar 56.000 jiwa tewas di kamp konsentrasi Bucherwald selama tahun 1937 hingga 1945.

Abdulrahman Massa, yang melakukan perjalanan dari Eritrea mengatakan kepada Daily Mail, apa yang pernah terjadi dalam gedung tersebut di masa lalu, tak akan mengganggunya.

"Ini baik untuk saya," katanya.

Sementara seorang pria Aljazair bernama Diaoyre mengatakan, "disini lebih baik. Banyak yang tak bisa mendapatkan kesempatan sebaik ini."

Sebanyak 450.000 imigran tiba di Jerman tahun ini. Jerman mengatakan siap menampung hingga 800.000 ribu pengungsi untuk tahun 2015. Sejauh ini dari 28 negara Uni Eropa, Jerman menjadi negara yang paling banyak menerima pengungsi.

Munich, yang menjadi kota pintu masuk utama bagi para imigran yang ingin menuju Jerman melalui Hungaria dan Austria sedang mempertimbangkan untuk membangun sebuah tenda besar untuk menampung pengungsi yang terus datang.

Wali kota Munich, Dieter Reiter mengatakan kota itu sudah hampir mencapai limit kapasitas. Namun mereka masih menyediakan tempat untuk pengungsi.

Sikap Jerman yang ramah pada pengungsi menjadi penyembuh. Penerimaan Jerman sangat kontras dengan laut berbahaya yang mereka tempuh untuk mendarat di Yunani, gas air mata dari polisi Masedonia, pagar kawat berduri, kamp pengungsi yang kotor, dan polisi Hungaria yang berbadan besar, serta penghentian pengungsi di stasiun Budapest. (ren)