Usai Tragedi Crane, Bin Laden Tak Akan Diberi Proyek

Saat musibah crane jatuh di Masjidil Haram.
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVA.co.id - Raja Arab Saudi, Salman, menepati janjinya untuk melakukan penyelidikan secara menyeluruh dan menjatuhkan sanksi bagi pelaku. Pada Selasa kemarin, Salman memerintahkan, agar sementara waktu, kontraktor Bin Laden tidak diberi proyek apapun. 

Dikutip dari laman Gulfnews, Rabu, 16 September 2015, Bin Laden diketahui merupakan kontraktor proyek perluasan Masjidil Haram. Selain itu, Salman juga memerintahkan pencekalan kepada seluruh anggota dewan dan eksekutif senior perusahaan agar tidak bisa bepergian ke mana pun. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan menunjukkan crane atau alat dorong itu dibangun melalui prosedur yang keliru sehingga tidak dapat melawan terpaan angin kencang dan ambruk pada Jumat pekan lalu.

Akibatnya, sebanyak 111 orang tewas akibat tertimpa crane. Belum lagi sebanyak 200 orang lebih mengalami luka. Sebanyak 158 orang di antaranya masih dirawat di rumah sakit. 

Jamaah haji dari Indonesia, India dan Inggris termasuk dalam korban tewas. Indonesia kehilangan 11 calon jamaah karena insiden itu.

Salman sebelumnya telah memberikan santunan bagi korban tewas dan luka. Bagi keluarga korban tewas, masing-masing akan diberi santunan senilai SAR1 juta atau setara Rp3,8 miliar. 

Nilai santunan serupa juga diberikan kepada calon jamaah haji yang mengalami cacat fisik seumur hidup akibat insiden itu. Sementara itu, bagi calon jamaah haji yang mengalami luka ringan akan diberi santunan senilai SAR500 ribu atau setara Rp1,9 miliar. 

Selain itu, keluarga korban tewas akan diberikan kesempatan naik haji gratis tahun depan. Kesempatan yang sama juga diberikan bagi calon jamaah haji yang mengalami luka, sehingga tidak bisa beribadah tahun ini. 

Pembangunan Masjidil Haram telah berlangsung selama beberapa tahun dan ingin membuat area lebih luas hingga 400 ribu meter persegi agar bisa menampung 2,2 juta calon jamaah haji sekaligus. Tetapi, seorang insinyur yang bekerja di Grup Bin Ladin membantah ada keteledoran dalam pengerjaan proyek mereka. 

"Semua crane yang dipasang dilakukan dengan cara yang profesional. Tidak ada pula kesalahan teknis dalam peralatan kami," kata insinyur itu. (ase)