Polisi Malaysia Tembakkan Meriam Air ke Massa "Anti Bersih"
Rabu, 16 September 2015 - 18:58 WIB
Sumber :
- The Star Malaysia
VIVA.co.id - Otoritas keamanan di Malaysia menggunakan meriam air untuk membubarkan demonstran "Anti-Bersih" yang berunjuk rasa di pusat kota Kuala Lumpur pada hari ini. Sebab, mereka mencoba untuk masuk ke jalan-jalan yang dipenuhi toko yang dimiliki pedagang keturunan Tionghoa.
Baca Juga :
Stasiun berita Channel News Asia, Rabu, 16 September 2015, melansir, kebijakan itu diambil, karena demonstran tetap membandel, kendati telah diperingatkan sebelumnya. Mereka mengatakan akan bertindak tegas, jika massa yang notabene terdiri dari etnis Melayu mencoba memicu kerusuhan ras.
Nyatanya, sebagian dari demonstran terlihat berteriak dan menyampaikan pernyataan bernada rasis ketika diwawancarai media. Polisi kemudian mencoba untuk mencegah hal itu dan menahan agar mereka tidak masuk ke Jalan Petaling.
Kepada massa yang mengenakan kaos berwarna merah, polisi memperingatkan agar segera membubarkan diri dalam waktu 10 menit. Sebelum meriam air digunakan, polisi telah membentuk barisan rantai manusia.
Unjuk rasa yang digelar hari ini bertujuan untuk mendukung pemerintah pimpinan Perdana Menteri Najib Tun Razak. Mereka ingin membalas demonstran gerakan "Bersih 4.0" yang melakukan aksi serupa dua bulan lalu. Massa "Bersih 4.0" sebagian besar didukung oleh penduduk etnis keturunan Tionghoa dan India. Maka, polisi khawatir unjuk rasa kali ini akan berujung menjadi kerusuhan antar ras.
Mereka mulai berkumpul pada siang tadi dan berjalan menuju ke Kuala Lumpur. Selain mengenakan kaos UMNO berwarna merah, mereka juga membawa poster dan meneriakan slogan seperti "Hidup Kaum Melayu".
"Saya datang kemari untuk membela hak-hak kaum Melayu," ujar salah seorang demonstran bernama Aswad Shaari.
Namun, usai diminta untuk membubarkan diri, massa "Anti-Bersih" meninggalkan Jalan Petaling. Kendati begitu, polisi masih terus berjaga di jalan tersebut.
Selama ini, UMNO menjadi partai penguasa selama 58 tahun di Negeri Jiran. Tetapi, dalam pemilu terakhir, mereka mengalami kemunduran karena dibelit skandal politik uang, korupsi dan tuduhan penggunaan kekerasan serta tidak jujur saat pemilu digelar. (ren)