Taliban Bebaskan Ratusan Tahanan dari Penjara Afghanistan

Militan Taliban di Afghanistan.
Sumber :
  • Reuters
VIVA.co.id
-  Gerilyawan Taliban yang mengenakan seragam militer menyerbu sebuah penjara di Afghanistan. Ratusan tahanan dibebaskan dan beberapa petugas polisi dibunuh.


Pemberitaan yang dilansir Emirates 24/7, Senin 14 September 2015, serangan berani kelompok Taliban pada pagi tadi itu, mengingatkan kejadian pada tahun 2011 silam, di mana serangan serupa dilakukan. Saat itu, hampir 500 narapidana yang tak lain adalah pejuang Taliban melarikan diri dari sebuah penjara di provinsi Kandahar selatan.


“Sekitar pukul 2.30, enam gerilyawan Taliban mengenakan seragam militer, menyerang penjara Ghazni. Pertama mereka melesakkan sebuah bom mobil di depan pintu gerbang, menembakkan RPG dan kemudian menyerbu penjara,” ujar wakil gubernur, Mohammad Ali Ahmadi kepada AFP.


Ahmadi menambahkan, sekitar 352 tahanan melarikan diri setelah serangan itu, namun Kementerian Dalam Negeri melaporkan tahanan yang kabur mencapai 400 orang. Ahmadi juga mengatakan ada empat orang polisi tewas, tujuh lainnya mengalami luka akibat serangan tersebut.


Kepala rumah sakit di Kota Ghazni, Baz Muhammad Hemat mengatakan sebanyak 14 orang terluka dalam insiden, 10 di antaranya pasukan keamanan dan empat adalah narapidana. Korban luka sudah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.


Taliban juga mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.


"Operasi dilakukan pada 2:00 dini hari dan berlangsung selama beberapa jam. Penjara itu di bawah kendali Taliban," kata juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan. Taliban menyebut operasi ini sebagai operasi yang sukes.

“Dalam operasi ini, 400 warga negara yang tidak bersalah kami bebaskan. Mereka dibawa ke Mujahidin dan dikendalikan daerah,” kata juru bicara itu menambahkan.

Gerilyawan Taliban sedang meningkatkan serangan ofensif, di tengah suksesi kepemimpinan mereka setelah konfirmasi kematian pemimpin lama Taliban, Mullah Omar. Wakil terpercaya Omar, Mullah Akhtar Mansour, ditunjuk sebagai pemimpin baru Taliban pada akhir Juli lalu.

Awal bulan ini, presiden Afghanistan memohon donor internasional untuk mendukung mereka memerangi kelompok militan. Ia mengatakan, negara terluka menghadapi sejumlah tantangan keamanan dan ekonomi.