Mahasiswa di Tiongkok Tak Bebas Pilih Jurusan

Mahasiswa di China Guo Shijun
Sumber :
  • Xinhua
VIVA.co.id
- Universitas di Tiongkok selatan tengah menjadi sorotan publik setelah para mahasiswa memilih jurusan mereka secara acak dalam sistem undian. Universitas memutuskan mahasiswa tahun kedua teknik sipil untuk mempelajari salah satu dari tujuh jurusan yang bisa mereka ambil dengan menggunakan undian.


Dilansir dari laman
Shanghaiist
, juru bicara dari institusi pendidikan tersebut, Lu Qinghua, membela sistem yang digunakan oleh universitasnya.


“Kami terpaksa melakukan hal ini, karena jika keputusan memilih jurusan diserahkan kepada mahasiswa, beberapa kelas jurusan tertentu akan penuh dan jurusan lainnya akan sepi. Ada beberapa universitas lain yang juga menggunakan metode ini,” kata Lu.


Lu menjelaskan, murid junior sebelumnya yang memiliki nilai tinggi di ujian diperbolehkan untuk menentukan jurusan mereka sendiri. Dari total 585 mahasiswa, hanya 190 orang teratas yang dapat memilih secara langsung dan bebas.


Warga Tiongkok mengkritik administrasi dari universitas yang dianggap malas. Seseorang dengan nama samaran "Jingshuishenliu" berkomentar, “Pihak universitas tidak bertanggung jawab. Mahasiswa seharusnya menikmati pilihan jurusan yang mereka inginkan dan universitas tidak bisa mengorbankan kesempatan mahasiswa hanya untuk menyeimbangkan beberapa jurusan lainnya.”


Seorang penulis dari
Guangming News
, Si Hanhan berpendapat, sistem yang dipakai oleh universitas tersebut adalah sebuah bentuk diskriminasi. Menurut dia, kampus harus melakukan riset pasar untuk mengidentifikasi pelajaran yang paling relevan dan menghilangkan pelajaran yang sudah usang.


Sementara itu, humas dari universitas, Su, menjelaskan, metode itu telah diterapkan selama bertahun-tahun. Mereka juga sudah meminta umpan balik atau pendapat dari mahasiswa dan para pengajar.


“Setelah satu tahun, mahasiswa dengan nilai terbaik diperbolehkan untuk mengajukan perubahan jurusan,” kata Su.


Seorang mahasiswa yang baru saja mengikuti sistem tersebut pada 8 September lalu mengatakan, ia setuju dengan sistem ini karena mahasiswa dipacu agar berjuang keras untuk bisa mendapatkan nilai tinggi dan berhak memilih jurusan .

“Walaupun kami mendapatkan jurusan yang tidak kami sukai, kami bisa menukarnya dengan mahasiswa lain,” ujarnya.