Eropa Siap Tambah Kuota untuk Terima Pengungsi

Dilarang Bepergian, Ratusan Imigran Berunjuk Rasa di Hungaria
Sumber :
  • REUTERS/Laszlo Balogh

VIVA.co.id - Pada Senin kemarin, Pemerintah Inggris dan Prancis mengikuti langkah Jerman, untuk menambah lebih banyak kuota penerima pengungsi dari Suriah. Berdasarkan skema rencana Uni Eropa, Prancis mengatakan siap menerima tambahan 24 ribu pengungsi Suriah.

Sementara itu, Inggris mengaku siap untuk menampung 20 ribu pengungsi yang kini berada di kamp di dekat area perbatasan. 

Stasiun berita Channel News Asia, Selasa, 8 September 2015, melansir, selain Inggris dan Prancis, Provinsi Quebec, Kanada berjanji untuk menyambut 3.650 pengungsi Suriah tahun ini. Langkah tersebut dilakukan untuk meringankan beban beberapa negara yang berada di garda terdepan dalam menerima arus eksodus pengungsi Suriah. Salah satunya Yunani. 

Menteri Imigrasi Yunani, telah memperingatkan situasi di Pulau Lesbos di dekat Turki tengah berada di ujung ledakan pengungsi, sebab baru-baru ini mereka menerima lebih dari 15 ribu pengungsi Suriah. Bahkan, pertikaian terjadi di Pulau Lesbos dalam beberapa hari terakhir antara polisi dan migran, serta antarmigran yang datang dari beberapa negara. 

Sejauh ini, Pemerintah Jerman menyambut dengan tangan terbuka para pengungsi Suriah yang datang ke negaranya. Pada Senin kemarin, bahkan mereka menerima tambahan 2.000 pengungsi, usai sebelumnya pada akhir pekan telah menampung sekitar 20 ribu pengungsi yang tiba dari Austria dan Hungaria.

Kanselir Angela Merkel mengaku kagum dengan emosi dan sambutan hangat yang ditunjukkan warganya kepada pengungsi. Merkel juga mengatakan, kini Jerman dilihat oleh banyak negara di luar sebagai tempat untuk membangun harapan baru. 

Tetapi, untuk bisa menampung lebih banyak lagi pengungsi, Jerman menghadapi membengkaknya biaya untuk itu. Total, ada biaya tambahan senilai 10 miliar euro tahun ini dan tahun depan. Merkel mengatakan, pemerintah federal akan menganggarkan 6 miliar euro untuk mendanai pembuatan tempat penampungan baru, penjaga polisi tambahan, dan pelatihan bahasa pada 2016. 

Bukan Pengungsi

Kendati tiga negara lainnya di UE kompak untuk berbagi beban, Hungaria tetap pada pendiriannya menolak menampung pengungsi. Perdana Menteri Viktor Orban mengatakan, Hungaria mendorong kembali migran ke area perbatasan, karena mereka membawa ancaman bagi publik. Khususnya mengganggu arus lalu lintas kereta, sebab jumlahnya sempat membeludak.

Selain itu, Orban yakin tidak semua orang dalam eksodus itu berasal dari negara yang tengah dalam keadaan perang. 

"Mereka hanya ingin hidup seperti yang kami miliki saat ini dan saya pahami itu, tetapi hal tersebut tidak masuk akal. Jika, kami izinkan semua orang masuk, hal itu akan menghancurkan Eropa," tutur Orban dan dikutip harian Al Arabiya

Bahkan, dia menyebut skema kuota yang ditetapkan UE tidak akan bermanfaat banyak, selama arus pengungsi tetap membanjiri Eropa. 

"Selama kami tidak bisa mempertahankan perbatasan luar Eropa, tidak layak membicarakan mengenai berapa banyak pengungsi yang dapat kami tampung," kata Orban. (art)