Pengusaha Mesir Akan Beli Pulau untuk Tampung Pengungsi
Senin, 7 September 2015 - 08:31 WIB
Sumber :
- REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVA.co.id - Seorang pengusaha kaya asal Mesir, Naguib Sawiris, berencana untuk membeli sebuah pulau yang ada di Italia atau Yunani bagi ratusan ribu pengungsi yang kabur dari Suriah atau negara lain. Sawiris mengumumkan rencana itu melalui akun Twitter resminya @NaguibSawiris.
Baca Juga :
Dikutip dari laman Dailymail, akhir pekan lalu, Sawiris menyebut Yunani atau Italia menawarkan sebuah pulaunya untuk dibeli.
"Saya akan sebut sebuah kemerdekaan dan menampung para migran, serta menyediakan pekerjaan bagi mereka. Mereka nantinya bisa membangun sebuah negara baru," tulis Sawiris.
Dia mengatakan, sebuah pulau di tepi pantai Yunani atau Italia bisa mencapai harga antara US$10 juta atau setara Rp141 miliar dan US$100 juta atau setara Rp1,4 triliun. Dia menambahkan, investasi utama adalah mengenai infrastruktur.
Di sana, kata Sawiris, akan terdapat tempat penampungan sementara bagi para pengungsi.
"Kemudian, Anda mulai untuk mempekerjakan orang-orang untuk membangun rumah, sekolah, universitas, dan rumah sakit," papar pengusaha di bidang telekomunikasi itu.
Dia menyebut, jika keadaan di negara asal membaik, mereka yang mengungsi ke pulau itu bisa kembali. Di akun Twitternya, bahkan, Nawiris sudah memiliki ide untuk menamai pulaunya dengan nama "Ilan" yang diambil dari nama bocah asal Suriah yang tewas usai hanyut di laut. Bocah berusia tiga tahun itu tewas ketika terpisah dari ibu dan kakaknya saat tengah menyeberang menuju ke Pulau Kos, di Yunani.
Ketika ditanya apakah rencananya itu akan berhasil, dia mengatakan hal tersebut bisa saja memungkinkan.
"Tentu, rencana itu masuk akal. Kalian memiliki puluhan pulau yang terabaikan dan bisa mengakomodasi ratusan ribu pengungsi," kata dia.
Dia sadar betul akan menghadapi tantangan, termasuk kesulitan untuk mendekati Pemerintah Yunani atau Italia agar mereka bersedia menjual pulaunya. Selain itu, Sawiris harus mencari pembenaran sesuai dengan aturan yang ada.
Tetapi, yang terpenting baginya, para pengungsi bisa diperlakukan selayaknya umat manusia. "Cara mereka kini diperlakukan, mirip seperti sapi," kata dia.
Sawiris diketahui merupakan chief executive officer (CEO) perusahaan telekomunikasi Orascom TMT yang mengoperasikan jaringan telepon seluler di beberapa negara di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Korea. Selain itu, dia mengendalikan jaringan komunikasi bawah tanah. Sawiris juga diketahui memiliki sebuah stasiun televisi di Mesir.
Tahun ini, total terdapat lebih dari 2.300 orang tewas di tengah laut ketika mencoba untuk menyeberang ke Benua Eropa sejak Januari lalu. Banyak dari mereka merupakan warga Suriah yang sudah tak tahan dengan situasi perang saudara yang telah berlangsung selama 4,5 tahun terakhir. (art)