Kisah Polisi Temukan Jasad Aylan Kurdi di Tepi Pantai Turki
Senin, 7 September 2015 - 05:01 WIB
Sumber :
- Mirror
VIVA.co.id
- Mehmet Ciplak, polisi Turki tidak menyangka hari di mana dia menemukan bocah bernama Aylan Kurdi akan disorot oleh dunia. Kurdi merupakan satu dari ratusan korban tewas ketika perahu reyot yang dia tumpangi bersama ibu dan kakaknya tenggelam.
Dikutip dari laman Mirror, Minggu, 6 September 2015, padahal saat itu dia tengah berupaya menyeberang menuju ke Pulau Kos, Yunani. Dalam foto yang kemudian menjadi tajuk di hampir semua media massa di dunia, terlihat Ciplak menggendong jasad Kurdi dari tepi pantai usai terombang-ambing di tengah laut.
Kepada jurnalis, Ciplak mengaku sempat berdoa agar Kurdi masih hidup ketika dia temukan.
"Ketika saya melihat seorang bayi di pantai, saya mendekati bayi itu dan mengatakan kepada diri sendiri: 'Tuhan, saya berharap dia masih hidup'", kata dia.
Dia mengatakan, pemandangan tersebut sangat mengerikan. Belum lagi, kehilangan Kurdi, juga membuatnya sedih.
Ciplak mengaku tidak tahu ketika menggendong Kurdi, juru kamera mengabadikannya dan disebarluaskan ke seluruh dunia.
"Saya hanya melakukan pekerjaan saya dan tidak melihat juru foto. Saya bahkan tidak sadar sedang diabadikan," ujar dia menambahkan.
Kurdi tewas bersama dengan kakaknya, Gylip dan ibunya, Rehan. Dia ditemukan ketika jasadnya hanyut hingga ke tepi pantai di Bodrum, Turki. Efek foto tersebut, publik di seluruh dunia marah terhadap para pejabat di negara Eropa. Mereka mengkritik kelalaian negara-negara Eropa dalam mengatasi isu migran.
Kemarin, foto terakhir Kurdi muncul di media massa. Saat itu, dia tengah tertidur beberapa jam sebelum ditemukan tenggelam dan tewas.
(Foto terakhir Aylan Kurdi, bocah pengungsi Suriah beberapa jam sebelum dia tenggelam dan tewas. Aylan sedang dalam perjalanan menyeberang ke Benua Eropa bersama Ibu dan kakaknya. Foto: Mirror)
Baca Juga :
Menurut bibinya, Kurdi begitu bahagia dan bersemangat ketika mengetahui akan menemukan sebuah rumah baru. Sebab, rumah lama mereka di kota Kobani telah hancur akibat peperangan dan pendudukan kelompok militan Islamic State of Iraq and Al Sham (ISIS).
Jasad Kurdi, kakak dan ibunya akhirnya dimakamkan pada hari Jumat kemarin. Sang ayah, Abdullah Kurdi memakamkan ketiga anggota keluarga di kampung halaman di Kobani.
Abdullah mengaku masih tak percaya tiga orang yang dia sayangi harus pergi dalam waktu bersamaan. Ketiganya dimakamkan dengan sebuah upacara Martir.
Dia berjanji tidak akan meninggalkan lagi Kobani, karena ingin berada di dekat istri dan anak-anaknya. Selain itu, dia berharap, dengan kematian keluarganya yang tragis, bisa mendorong negara-negara di Semenanjung Arab untuk membantu para pengungsi Suriah.
"Mereka hanya ingin berangkat ke Eropa demi kebaikan anak-anaknya. Kini, mereka semua telah tiada, sehingga dia hanya ingin berada di samping mereka di Kobani," ujar pamannya, Suleiman Kurdi.