PM Najib: Massa Pendukung Saya Lebih Banyak
Senin, 31 Agustus 2015 - 14:52 WIB
Sumber :
- REUTERS/Olivia Harris
VIVA.co.id
- Ratusan ribu orang pada akhir pekan kemarin turun ke jalan dan menuntut agar Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak, mundur dari posisinya sebagai kepala pemerintahan. Namun, tuntutan itu diabaikan Najib.
Harian Bangkok Post, Senin, 31 Agustus 2015, melansir Najib enggan mundur sebagai PM sesuai tuntutan publik. Dia bahkan mengatakan demonstran yang berunjuk rasa kemarin memiliki pemikiran yang dangkal dan semangat nasional yang rendah.
"Ketika kapal telah berlayar, ketika pelaut telah menarik sauh, kapten dan krunya tidak akan mengubah arah," kata Najib.
Dia pun meremehkan jumlah massa yang turun ke jalan kemarin. Kendati aktivis dan penyelenggara mengklaim jumlah massa yang berdemonstrasi mencapai 200 ribu, tetapi Najib menyebut massa hanya mencapai 20 ribu orang. Oleh sebab itu, dia percaya diri tidak akan terjungkal, karena sebagian besar warga Malaysia masih menaruh kepercayaan kepadanya.
"Apa itu jumlah 20 ribu orang (yang berunjuk rasa)? Kami bisa mengumpulkan ratusan ribu orang (lebih banyak). Sementara, sisanya memilih untuk tetap berpihak ke pemerintah," kata Najib dalam sebuah pidato.
Demonstrasi Bersih 4.0 resmi berakhir pada Senin dini hari sekitar pukul 00.05 waktu setempat. Kendati unjuk rasa besar-besaran telah digelar namun, mereka belum mencapai tujuan mereka.
Hal itu disadari betul oleh salah satu demonstran, Azrul Khalib. Dia rela tidur di jalan selama dua hari demonstrasi bersama teman-temannya.
"Ini merupakan momen yang berharga. Warga Malaysia kini bersatu di dalam kemarahan mereka dalam salah kelola negara ini. Kami menyatakan dengan keras harus ada perubahan dalam kepemimpinan di negeri ini," kata Azrul.
Baca Juga :
Dia menambahkan, ingin menjadi bagian dari upaya membangun sebuah Malaysia yang baru.
Dominasi Etnis China
Sementara, dalam pandangan analis, unjuk rasa pada akhir pekan kemarin lebih banyak menari perhatian kaum urban. Di antara mereka lebih banyak pengunjuk rasa yang berasal dari etnis China dan India. Etnis Melayu yang mendominasi penduduk Malaysia tidak terlalu banyak.
"Mereka bisa merasa aman karena unjuk rasa kemarin tidak berpengaruh secara langsung ke segmen pedesaan dan etnis Melayu, yang menjadi pendukung utama," ujar analis politik, Ibrahim Suffian.
Kendati warga Melayu tidak terlalu banyak yang ikut serta, bukan berarti mereka bahagia dengan situasi pemerintahan saat ini. Sebab, mereka juga kecewa dengan situasi perkembangan ekonomi saat ini di Negeri Jiran. Nilai Ringgit berada di titik terendah selama 17 tahun pada bulan ini.