Kisah Habibie Pernah Tunaikan Salat di Gereja
Jumat, 14 Agustus 2015 - 08:11 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA.co.id
- Presiden ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, bukan hanya sosok jenius yang berhasil menciptakan pesawat terbang. Sebagai umat Muslim, dia juga taat beragama.
Kepada media yang menemuinya di Bidakara Convention Centre pada Kamis, 13 Agustus 2015, Habibie mengaku sering kali rindu Tanah Air ketika sedang berada di Jerman untuk menuntut ilmu dan bekerja dulu. Salah satu momen yang paling dirindukannya di Tanah Air yakni ketika dia menunaikan salat.
Tetapi, suami dari almarhumah Ainun Habibie itu mengaku kesulitan mencari masjid untuk menunaikan salat di Jerman.
"Di sana (Jerman) tidak ada masjid atau pun musala karena mayoritas warga di sana beragama Katolik, sehingga sangat sulit bagi saya untuk bisa menemukan tempat beribadah dan mengadu kepada Tuhan," kata mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi di era orde baru tersebut.
Berada seorang diri di negara orang, ujar Habibie, terkadang membuatnya merasa sepi dan terpuruk. Melalui salat itulah, dia mengatakan sering dikuatkan.
Oleh sebab itu, kendati tak menemukan masjid di Jerman, Habibie tak putus asa. Dia memutuskan untuk mendatangi salah satu gedung gereja yang ada di lingkungan tempatnya bermukim.
"Saya akhirnya ke gereja lalu saya berkata: 'ya Allah Tuhan Yang Maha Esa, gedung ini dibuat oleh manusia yang mencintai-Mu, dan saya juga mencintai-Mu, perkenankan saya untuk masuk dan berdoa dengan cara saya sendiri, saya ingin berdoa untuk keluarga dan bangsa saya yang saya tinggalkan di Indonesia,” kata Habibie.
Kemudian, dia memutuskan untuk masuk ke dalam gedung gereja itu dan memilih untuk berdiri di bagian belakang gedung di mana terdapat tempat pembakaran lilin. Dengan iman yang mengantarkannya ke sana, Habibie kemudian menjalankan kewajiban salat di dalam gedung gereja itu.
Baca Juga :
“Saya akhirnya menunaikan salat di gereja,” kata dia.
Tidak hanya itu, kerinduan Habibie pada keluarga dan Tanah Air juga sampai menyebabkan dirinya tidak memiliki nafsu untuk makan.
“Kadang saya sampai tidak bisa makan karena kangen dengan orang tua saya,” ujar dia.
Habibie menjadi salah satu contoh Diaspora Indonesia yang sukses di luar negeri. Dia pernah menduduki jabatan Wakil Presiden Direktur di sebuah perusahaan pembuat pesawat Jerman yang terkenal, Messerschmitt-Bölkow-Blohm.
Di tahun 2013 lalu, Jaringan Diaspora Indonesia (IDN) memberikan penghargaan Diaspora kepada Habibie, karena telah mengharumkan nama Indnesia di dunia internasional. (ren)