Begini Cara Pakar Menguji Puing MH370

Pesawat Malaysia Airlines
Sumber :
  • REUTERS/Bazuki Muhammad
VIVA.co.id - Wakil Perdana Menteri Australia, Warren Truss, Rabu, 5 Agustus 2015, mengisyaratkan bahwa sayap gerak atau flaperon yang ditemukan di Pulau Reunion pekan lalu berasal dari pesawat MH370.

Tapi untuk konsumsi publik, dikutip dari laman Channel News Asia , secara resmi proses saat ini masih pada pemeriksaan flaperon, yang akan dilakukan para pakar di Toulouse, Prancis, dan belum diketahui bagaimana hasilnya.

Jean-Paul Troadec, mantan Kepala Badan Penyelidik Kecelakaan Udara Prancis (BEA), mengatakan analisa akan difokuskan pada dua isu. Apakah flaperon dari MH370, dan apakah temuan akan menjawab tentang apa yang terjadi pada pesawat.

Dia mengatakan, cat pada flaperon yang telah dikonfirmasi berasal dari pesawat Boeing 777, merupakan elemen kunci dalam pemeriksaan. "Setiap maskapai mengecat pesawat mereka dalam cara tertentu," kata Troadec.

Jika cat yang digunakan pada temuan flaperon sama dengan yang digunakan oleh Malaysia Airlines, maka akan ada lebih banyak kepastian dalam menetapkan flaperon itu berasal dari MH370.

Pakar Prancis, Pierre Bascary, mengatakan Malaysia Airlines mungkin memiliki catatan informasi perawatan, frase yang digunakan dan cara penulisan kode yang akan membantu proses analisa asal pesawat.

Troadec mengatakan, para pakar juga akan menguji bagaimana flaperon itu terlepas dari sayap. "Apakah itu karena benturan keras dengan permukaan laut atau tidak? Benda itu terlihat seperti dalam kondisi yang baik," katanya.

"Flaperon itu tidak terlihat seperti bagian dari pesawat yang jatuh vertikal ke air dengan kecepatan 900 kilometer perjam," ujar Troadec seraya menambahkan bahwa mereka juga akan mencari jejak ledakan atau api.

Teritip yang menempel pada flaperon disebut bisa memberikan petunjuk tentang berapa lama benda itu telah berada di air. Bahkan mungkin di mana benda itu terletak sebelumnya, yang mengarah pada lokasi badan pesawat.

"Jika itu teritip perairan dingin, maka dapat memperlihatkan itu berasal dari jauh ke selatan, daripada yang diperkirakan. Jika hanya teritip tropis, maka itu berasal dari jauh di utara," kata Shane Ahyong, spesialis dari Museum Australia.

Tapi analisa akan sulit memberikan petunjuk mengapa pesawat Malaysia Airlines itu mengubah arah secara misterius, sebelum hilang pada 8 Maret 2014 lalu. "Jangan berharap ada keajaiban," kata Traodec. (ase)