Perayaan Hindu Tak Lagi Sembelih Hewan Massal

Festival di Nepal mengurbankan ratusan ribu hewan
Sumber :
  • www.theguardian.com

VIVA.co.id - Otoritas Candi di Nepal telah mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri tradisi sembelih hewan massal, yang sudah dilakukan berabad-abad lamanya. Tradisi sembelih hewan massal itu pun menarik ratusan ribu jemaah untuk merayakannya.

Dilansir The Guardian, Rabu 29 Juli 2015, festival yang diadakan lima tahun sekali itu mendatangkan sejumlah umat Hindu dari Nepal dan India. Mereka berduyun-duyun ke sebuah kuil di daratan selatan negara Himalaya tersebut untuk mengorbankan ribuan hewan. Kurban itu diharapkan untuk memenuhi tuntutan Dewi Kekuasaan Hindu, Gadhimai.

“Kami telah memutuskan untuk sepenuhnya menghentikan praktik hewan kurban,” kata Sekretaris Gadhimai Temple Trust, Motilal Prasad, yang menyelenggarakan perayaan tersebut.

“Saya menyadari bahwa hewan itu seperti kita, mereka memiliki organ yang sama seperti kita, dan merasakan sakit yang sama,” kata Prasad.

Praktik ritual sembelih hewan massal, memiliki sejarah panjang di Nepal. Umat Hindu menawarkan kambing dan kerbau sebagai dewa selama festival, besar harapan mereka diberi kesehatan dan kebahagiaan.

Dari 2,5 juta umat, diperkirakan mengorbankan 200.000 hewan selama Festival Gadhimai di Desa Bariyapur dekat perbatasan India, pada November tahun lalu.

“Tidak mudah memang mengakhiri tradisi 400 tahun, tapi kami memiliki waktu empat tahun untuk meyakinkan orang-orang bahwa mereka tidak perlu mengorbankan hewan untuk menyenangkan dewi,” kata Prasad.

Aktivis hak-hak binatang pun memuji keputusan yang datang setelah mereka bertahun-tahun melobi utusan kuil dan pemerintahan Nepal. Kampanye yang dilakukan bahkan mendapat dukungan dari selebriti termasuk aktris Inggris Joanna Lumley dan legenda film Prancis, Brigitte Bardot.

“Ini telah menjadi usaha yang panjang, kami mengambil sikap tegas dan akhirnya berhasil,” kata Presiden Jaringan Kesejahteraan Hewan Nepal, Manoj Gautam.

“Kami menyadari bahwa orang-orang telah menjadi korban takhayul, kami berharap bahwa kita semua tidak akan melihat festival berdarah pada 2019,” ujar Gautam.

Menurut legenda, pengorbanan pertama di Bariyapur dilakukan beberapa abad lalu, ketika Gadhimai muncul ke tahanan dalam mimpi dan memintanya untuk membangun sebuah kuil untuknya.

Ketika ia terbangun, belenggu itu menyelimuti dan kemudian setelah meninggalkan penjara serta membangun kuil, mengorbankan hewan sebagai tanda bersyukur.