AS Dukung Turki Jadikan Kurdi Musuh Bersama
Senin, 27 Juli 2015 - 10:12 WIB
Sumber :
- Reuters
VIVA.co.id
- Sejumlah analis yang dikutip laman
Al Jazeera
, Senin, 27 Juli 2015, mengatakan operasi militer yang dilakukan Turki terhadap Partai Pekerja Kurdi (PKK) di utara Irak, tidak akan terjadi tanpa dukungan Amerika Serikat (AS).
Mereka mengatakan serangan udara Turki melanggar 'garis merah', yang sebelumnya dibuat AS untuk mencegah Turki melakukan intervensi di Irak, menjadi pesan yang kuat adanya perubahan kebijakan dalam perang melawan ISIS.
"Kami berpikir PKK merupakan ancaman bagi stabilitas di Turki dan kawasan. AS mengerti itu, memberikan bantuan data intelijen dan logistik bagi militer Turki," kata mantan menlu Turki Alter Turkoman.
Setelah ISIS menggeliat di Irak dan Suriah, milisi Kurdi menjadi salah satu kekuatan utama yang menghalangi gerak ISIS, membuat Kurdi mulai dapat mengumpulkan kekuatan dan pengaruh di Bagdad.
Langkah-langkah disebut telah dilakukan Kurdi, untuk mewujudkan mimpi mereka sejak lama, untuk mendirikan negara Kurdi yang independen, memicu kekhawatiran Turki yang menentang berdirinya negara Kurdi.
"Operasi militer Turki mengirimkan pesan kuat bahwa keberadaan PKK harus berakhir, serta bagi Kurdi Irak agar mereka tetap berada dalam kesatuan Irak," kata Turkoman.
Sebelumnya Turki tidak dapat melakukan intervensi, karena dengan lemahnya pasukan pemerintah Irak, para milisi Kurdi di Irak memiliki peran kunci dalam perang darat melawan ISIS.
Pakar Irak Haroun Mohamed mengatakan, Kurdi telah memperoleh banyak hal dengan perlindungan dari AS, selama mereka berguna untuk menjadi perpanjangan kepentingan AS dalam perang melawan ISIS.
Tapi Haroun menyebut Kurdi gagal memahami, bahwa AS tidak akan mengecewakan Turki, sekutu regional yang vital bagi Washington pemilik militer terbesar kedua dalam aliansi NATO.
Analis politik Kurdi, Hussein al-Jaff, mengatakan Kurdi Irak marah dengan posisi AS, serta merasa telah dikhianati. "Kami tahu AS hanya mengejar kepentingannya. Tapi kami telah melakukan apa yang kami bisa. Pejabat AS dan Irak tahu itu," ujarnya.
Sehari setelah pembicaraan telepon, antara Presiden AS Barack Obama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pekan lalu, pesawat tempur Turki menggempur tiga posisi ISIS.
Serangan Turki pada ISIS menjadi langkah mengejutkan, karena selama ini Turki terkesan mendukung ISIS, lantaran memiliki kepentingan yang sama dalam upaya menggulingkan pemerintahan Suriah dan perang melawan Kurdi.
Tapi serangan udara Turki pada Kurdi di Irak, menjawab pertanyaan tentang kesepakatan yang dicapai dalam pembicaraan, antara Obama dan Erdogan, memberi akses bagi Turki untuk menyerang Kurdi di Irak.