Jet Tempur Turki Gempur ISIS di Suriah

Pesawat F-16 Turki
Sumber :
  • Reuters/Umit Bektas
VIVA.co.id - Ankara mengatakan serangan udara pesawat-pesawat tempur Turki, mengenai tiga target ISIS, sementara 251 orang ditangkap dalam penggerebekan anti-terorisme di seluruh wilayah Turki.

Dikutip dari Al Jazeera , Jumat, 24 Juli 2015, Turki secara mengejutkan mengumumkan serangan udara menyasar posisi ISIS di Irak dan Suriah, menyusul serangan bom bunuh diri di kota Suruc.

PM Turki Ahmed Davutoglu dalam pernyataan tertulis, menyebut tiga pesawat F-16 disebut menggempur tiga sasaran ISIS dari pangkalan udara Diyarbakir, pada Jumat pagi.

Empat bom disebut mengenai dua markas dan satu lokasi pertemuan ISIS. Sementara unit anti-terorisme kepolisian, menangkap lebih dari 100 tersangka ISIS, juga militan Kurdi dan kelompok bersenjata lainnya.

Seorang anggota Front Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner Marxist (DHKP/C), dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan polisi dalam penggerebekan di pemukiman Bagcilar, Istanbul.

Sebanyak 5.000 polisi diturunkan dalam penggerebekan di 26 distrik Istanbul. Di Ankara sedikitnya sembilan orang ditangkap dari beberapa lokasi berbeda. Total 251 orang ditangkap dalam operasi di 13 provinsi.

Serangan udara dan penggerebekan dilakukan, segera setelah pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan, bahwa Ankara telah setuju membiarkan pesawat-pesawat AS melakukan serangan udara dari pangkalan udara Incirlik.

Keputusan itu disebut pada Kamis, 23 Juli, sehari setelah pembicaraan telepon antara Presiden AS Barack Obama dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, setelah penolakan Ankara terlibat dalam perang melawan ISIS.

Penggunaan pangkalan udara Incirlik dekat perbatasan Turki dengan Suriah, akan sangat menguntungkan pesawat-pesawat AS, dalam melakukan serangan udara ke posisi ISIS di Suriah.

Pejabat AS dan Turki menolak memberikan rincian perjanjian dengan Turki. Namun kesepakatan itu dinilai cukup mengejutkan, lantaran Turki selama ini dinilai tidak bersikap hingga dituding melindungi ISIS.