Skandal 1MDB Tak Ganggu Hubungan Malaysia
Kamis, 9 Juli 2015 - 00:26 WIB
Sumber :
- REUTERS/Nikhil Monteiro
VIVA.co.id - Sejauh kasus yang menimpa PM Malaysia Najib Razak atas masuknya aliran dana 1MDB ke rekening pribadinya senilai US$700 juta atau sekitar Rp9,3 trilun, tak lantas mempengaruhi hubungan Malaysia dengan negara-negara di dunia.
“Saya pikir hubungan luar negeri masih baik-baik saja, baru-baru ini kami mendapatkan penilaian atas peringkat kami,” ujar Dubes Malaysia untuk Indonesia Zahrain Mohamed Hashim pada Rabu 8 Juli 2015 di ruang kerjanya di Kedutaan Besar Malaysia, Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Jadi, kata Zahrain, Malaysia masih dihormati sebagai negara yang akan membangun hingga tahun 2020. Sebagaimana diketahui Malaysia menjadi tuan rumah MEA 2015 akhir tahun ini.
“Kita masih mendapatkan hormat dari internasional,” kata Zahrain.
Zahrain menambahkan, selama tuduhan kepada PM Najib tidak dengan bukti dan selama negara tidak tergelincir, Malaysia tentu masih medapatkan rasa hormat.
Harian Wall Street Journal (WSJ) menulis terdapat lima deposito di dalam rekening Najib dan dua transaksi terbesar, senilai US$620 juta (Rp8,2 triliun) dan US$61 juta (Rp812 miliar), dilakukan pada Maret 2013 selama kampanye pemilu di Malaysia.
Baca Juga :
“Saya pikir hubungan luar negeri masih baik-baik saja, baru-baru ini kami mendapatkan penilaian atas peringkat kami,” ujar Dubes Malaysia untuk Indonesia Zahrain Mohamed Hashim pada Rabu 8 Juli 2015 di ruang kerjanya di Kedutaan Besar Malaysia, Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Jadi, kata Zahrain, Malaysia masih dihormati sebagai negara yang akan membangun hingga tahun 2020. Sebagaimana diketahui Malaysia menjadi tuan rumah MEA 2015 akhir tahun ini.
“Kita masih mendapatkan hormat dari internasional,” kata Zahrain.
Zahrain menambahkan, selama tuduhan kepada PM Najib tidak dengan bukti dan selama negara tidak tergelincir, Malaysia tentu masih medapatkan rasa hormat.
Harian Wall Street Journal (WSJ) menulis terdapat lima deposito di dalam rekening Najib dan dua transaksi terbesar, senilai US$620 juta (Rp8,2 triliun) dan US$61 juta (Rp812 miliar), dilakukan pada Maret 2013 selama kampanye pemilu di Malaysia.