Teroris Tunisia Pernah Dilatih di Kamp Militan di Libya
Selasa, 30 Juni 2015 - 18:09 WIB
Sumber :
- REUTERS/Zohra Bensemra
VIVA.co.id
- Teroris bersenjata yang menewaskan 39 turis di pantai Hotel Imperial Marhaba, Tunisia, Saif Rezgui, dilaporkan menghubungi militan di Libya dan kemungkinan besar menerima pelatihan di sana. Menurut saksi mata, pria berusia 24 tahun itu berpakaian layaknya turis pada umumnya.
Sehingga hanya sedikit menarik kecurigaan orang. Dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 30 Juni 2015, Rezgui diduga juga sudah mengetahui area keseluruhan hotel. Menurut seorang sumber keamanan, dia bahkan memiliki kesempatan dua kali mengisi ulang peluru di senapannya sebanyak dua kali sebelum akhirnya dia ditembak mati oleh polisi di bagian luar hotel.
Salah seorang turis Inggris, Neil, mengaku cara Rezgui membunuh korban sungguh luar biasa.
"Apa yang kami lihat benar-benar sebuah pengalaman mengerikan. Dia membunuh korban dengan cara luar biasa. Jelas sekali dia mengetahui area di hotel ini, sebab dia ada di mana-mana," ujar kata yang memilih meninggalkan Tunisia usai peristiwa pembantaian itu.
Baca Juga :
Neil menambahkan, Rezgui hanya butuh waktu sekitar tujuh menit untuk membunuh puluhan korbannya.
"Tidak ada tanda-tanda sama sekali juga dia merupakan golongan ekstrimis. Dia terlihat seperti pria biasa pada umumnya," kata dia.
Sementara, Menteri Dalam Negeri Tunisia mengatakan polisi telah menahan satu kelompok tersangka yang terkait dengan Rezgui. Tetapi, dia tidak menyebut detail terkait tersangka yang telah ditahan.
"Polisi menahan tiga warga Tunisia yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan di Rezgui," ujar seorang sumber.
Pejabat yang berwenang menyebut Rezgui merupakan mahasiswa yang serius belajar dan berasal dari keluarga yang stabil. Dia juga menyukai berpesta dan mempraktikan break-dancing.
Menurut seorang sumber di bidang keamanan, apa yang dialami oleh Rezgui sama seperti pola jihadis Tunisia lainnya. Dia diduga telah menghubungi penceramah ekstrimis enam bulan lalu.
"Dia merupakan mahasiswa yang baik dan tidak pernah absen kelas. Penyelidikan kami menunjukkan dia tidak menampilkan tanda-tanda apa pun terkait ekstrimisme atau kaitan dengan teroris apa pun. Dia bahkan tidak masuk ke dalam daftar pantauan kami," ujar Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid.
Tetapi, pada kenyataannya, pemikiran Rezgui berhasil dipengaruhi. Dia menjadi radikal dan diduga menjadi simpatisan kelompok Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS).
ISIS memuji aksi yang dilakukan Rezgui. Dia diduga sengaja menyasar korbannya turis asing. Hal itu disampaikan oleh seorang pelayan, Wadia.
"Saya tengah berada di pantai ketika dia mulai berteriak. Kami meminta semua orang agar kembali ke hotel, tetapi dia mengikuti kami. Dia menyasar turis asing, tetapi bukan warga Tunisia," kata Wadia.
Ketika teroris itu melihat warga Tunisia, dia berteriak "minggir" dan langsung mengarahkan senjatanya ke turis asing.