Teroris Foto Selfie dengan Penggalan Kepala
Senin, 29 Juni 2015 - 07:33 WIB
Sumber :
- REUTERS/Emmanuel Foudrot
VIVA.co.id - Pelaku pemenggalan terhadap pria Prancis, pemilik perusahaan jasa antar barang, dilaporkan sempat berfoto selfie dengan potongan kepala korban sebelum dipajang di pintu pagar perusahaan Air Product pada Senin lalu. Seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan mengatakan foto selfie tersebut kemudian dikirimkan melalui aplikasi WhatsApp ke nomor ponsel Kanada.
Baca Juga :
Laman Dailymail akhir pekan lalu melansir identitas korban bernama Herve Cornara, sedangkan tersangka pelaku pemenggalan Yassin Salhi. Penyidik mengaku tidak bisa melacak keberadaan ponsel itu. Tetapi, dilaporkan penerima pesan pendek itu ada di Suriah.
Kepala Cornara ditemukan dipajang di sebuah pagar perusahaan gas asal Amerika Serikat, Air Product di area Saint-Quentin-Fallavier. Di dekat kepala itu ditemukan dua bendera dari kelompok Islam militan.
Sehari-hari Cornara mengelola perusahaan jasa layanan antar barang di ATC-colicom di Chassieu, tak jauh dari lokasi pabrik Air Product. Menurut laporan, sebelum dipenggal, korban dicekik lebih dulu.
Pada Sabtu, ratusan orang menghadiri upacara penghormatan Cornara dan mengecam tindak kekerasan tersebut. Sementara, puluhan warga di Saint-Quentin-Fallavier diam selama satu menit untuk mengenang Cornara.
Polisi pada Jumat kemarin telah menahan Salhi, istri dan kakaknya karena diduga ikut terkait dengan aksi pemenggelan dan rencana untuk meledakan pabrik Air Product. Juru bicara dari kantor penyidik Paris mengatakan Salhi mulai menunjukkan sikap kooperatif setelah sebelumnya menolak untuk berbicara.
Dia dituduh sengaja menabrakan mobil jenis Ford Fusion ke arah pagar pabrik Air Product. Sementara, di dalam mobil tertinggal beberapa gas tabung. Pelaku bermaksud untuk meledakan dan menghancurkan seluruh komplek pabrik.
Ledakan memang terjadi tetapi relatif kecil. Kendati begitu dua pekerja pabrik mengalami luka.
Istri Salhi akhirnya dilepaskan oleh polisi. Dia menggambarkan suaminya sebagai seorang Muslim yang normal dan mulai meninggalkan rumah untuk bekerja sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
"Jantung saya berhenti berdetak ketika mengetahui dia dijadikan tersangka. Saya tengah menantinya pulang ke rumah hari Jumat kemarin," ujar istri Salhi ketika berbicara dengan stasiun radio Europe 1.
Kepada penyidik, Salhi mengaku salah satu anggota kelompok militan Islamic State of Iraq and al Sahm (ISIS). Sebelumnya dia memang pernah tercatat memiliki catatan kriminal. Namun, penyelidikan mengenai kemungkinan dia menjadi radikal dibatalkan tahun 2008 lalu.