China Minta Israel Tak Pekerjakan Warganya di Tepi Barat

Pekerja konstruksi.
Sumber :
  • Reuters/Ronen Zvulun
VIVA.co.id
- China telah mengatakan pada Israel, agar warga negaranya yang menjadi pekerja konstruksi, tidak ditempatkan di Tepi Barat, wilayah Palestina yang berada dalam pendudukan Israel.


Seorang pejabat Israel yang dikutip laman
Shanghaiist
, Rabu, 10 Juni 2015, meyakini sikap China terkait dengan posisi diplomatik mereka, yang mendukung berdirinya negara Palestina.


China juga menentang pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Tapi dalam keterangan resmi, pemerintah China menyebut alasan mereka adalah keamanan bagi para pekerja, bukan karena politik.


Tepi Barat sebenarnya berada dalam kendali otoritas Palestina, rumah bagi sebagian besar orang Palestina. Tapi wilayah itu juga dalam pendudukan Israel, yang membuat orang Palestina di Tepi Barat terisolasi.


Pemerintah Israel berusaha menurunkan harga rumah, dengan memperbanyak pembangunan perumahan. Menteri Keuangan Israel Moshe Kahlon telah menyetujui penambahan jumlah pekerja konstruksi asing.


Saat ini ada sekitar 8.000 pekerja asing dan akan ditingkatkan menjadi 15.000. Namun target penambahan 8.000 sepertinya akan sulit dicapai, karena kedua negara masih belum menandatangani kesepakatan.


Selain menuntut warganya tidak dipekerjakan di Tepi Barat, Beijing juga keberatan dengan pemotongan pendapatan, untuk komisi bagi pemerintah setempat, sebesar satu bulan gaji untk satu tahun masa kontrak.

Konstitusi Israel sebenarnya melarang adanya komisi, tapi aksi pemerintah setempat itu disetujui oleh Israel, dengan syarat komisi itu dibayarkan oleh kontraktor Israel, bukan pekerja China.

Negosiasi Israel dengan China, adalah bagian dari upaya mengakhiri perlakuan buruk terhadap pekerja asing. Israel saat ini mendapat penilaian buruk dari Amerika Serikat (AS), dalam hal ketenagakerjaan.


Para pejabat Israel akan membuat regulasi baru, yang mengatur bahwa pekerja asing dan peternakan, harus dipekerjakan melalui perjanjian bilateral.