4 Juta Informasi Pekerja Federal AS Diretas
Jumat, 5 Juni 2015 - 15:26 WIB
Sumber :
- iStock
VIVA.co.id - Peretas berhasil menyusup dalam jaringan komputer pemerintah Amerika Serikat (AS), memungkinkan diaksesnya data personal empat juta pekerja dan mantan mantan pekerja federal AS.
Pejabat AS yang dikutip Reuters
, Jumat, 5 Juni 2015, menyebut penyelidik sedang mencari apakah para pelakunya berasal dari China, dengan mengaitkan pada kasus pencurian data sebelumnya.
Pada serangan terbaru, Kantor Manajemen Personil (OPM) menderita salah satu insiden pencurian informasi terbesar, yang pernah menimpa pekerja pemerintah.
Seorang penegak hukum AS yang dikutip Reuters, mengatakan entitas atau pemerintah asing, diyakini ada di balik serangan siber. Otoritas kini mencari kemungkinan keterlibatan China.
Juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan, tuduhan semacam itu tidak bertanggungjawab. Beberapa negara bagian AS, telah menyelidiki serangan cyber atas Anthem pada Februari lalu.
Disebutkan bahwa seseorang yang terkait dengan peretasan Anthem, kini sedang diperiksa akan kemungkinan memiliki hubungan dengan China.
John Hultquist dari iSight Parners, mengatakan serangan terhadap OPM, tampaknya bukan semata kejahatan cyber, namun kegiatan mata-mata siber yang dilakukan untuk kepentingan suatu negara.
Peretasan OPM pertama dideteksi pada April lalu, dengan aktivitas yang mengganggu sistem informasi mereka. Departemen Keamanan Dalam Negeri menyimpulkan pada awal Mei, bahwa data empat juta pekerja telah diretas.
Namun tidak disebut secara spesifik, informasi seperti apa yang telah diakses oleh pelaku peretasan.
Baca Juga :
Pejabat AS yang dikutip Reuters
Pada serangan terbaru, Kantor Manajemen Personil (OPM) menderita salah satu insiden pencurian informasi terbesar, yang pernah menimpa pekerja pemerintah.
Seorang penegak hukum AS yang dikutip Reuters, mengatakan entitas atau pemerintah asing, diyakini ada di balik serangan siber. Otoritas kini mencari kemungkinan keterlibatan China.
Juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan, tuduhan semacam itu tidak bertanggungjawab. Beberapa negara bagian AS, telah menyelidiki serangan cyber atas Anthem pada Februari lalu.
Disebutkan bahwa seseorang yang terkait dengan peretasan Anthem, kini sedang diperiksa akan kemungkinan memiliki hubungan dengan China.
John Hultquist dari iSight Parners, mengatakan serangan terhadap OPM, tampaknya bukan semata kejahatan cyber, namun kegiatan mata-mata siber yang dilakukan untuk kepentingan suatu negara.
Peretasan OPM pertama dideteksi pada April lalu, dengan aktivitas yang mengganggu sistem informasi mereka. Departemen Keamanan Dalam Negeri menyimpulkan pada awal Mei, bahwa data empat juta pekerja telah diretas.
Namun tidak disebut secara spesifik, informasi seperti apa yang telah diakses oleh pelaku peretasan.