MSF: Serangan Koalisi ke Yaman Langgar Hukum Internasional

Serangan Koalisi Arab Saudi ke Bandara Sanaa di Yaman
Sumber :
  • REUTERS/Khaled Abdullah
VIVA.co.id
- Organisasi kemanusiaan medis internasional, Dokter Lintas Batas (MSF) tegas menyatakan serangan udara koalisi militer Arab Saudi merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional yang serius. Mereka kian geram lantaran pada Jumat kemarin koalisi memperingatkan warga di Provinsi Sa'ada di Yaman agar segera meninggalkan tempat tinggalnya.


Alasannya, agar tidak terkena dampak pengeboman, saat koalisi ingin menyasar kelompok pemberontak Houthi. Hal itu disampaikan oleh Koordinator medis MSF di Yaman, Llanos Ortiz melalui keterangan tertulis yang diterima
VIVA.co.id
pada Sabtu, 9 Mei 2015.


"Serangan bom terhadap target sipil, dengan atau tanpa peringatan, merupakan bentuk pelanggaran hukum internasional yang serius. Menyasar seluruh provinsi justru bentuk sikap pelanggaran yang lebih serius lagi," kata Ortiz.


Dia berpendapat, tidak mungkin bagi penduduk Provinsi Sa'ada untuk meninggalkan wilayah tersebut hanya dalam hitungan jam. Banyak di antara warga yang tak punya kendaraan dan bahan bakar karena blokade yang diberlakukan koalisi militer.


"Banyak pula yang tak mendapat akses informasi karena jaringan telepon nyaris tidak berfungsi di provinsi itu," ujar Ortiz.

Mereka memperingatkan jika koalisi tetap melanjutkan serangan udara dan pengeboman provinsi secara massif, maka banyak orang yang akan tewas.

"Kami meminta koalisi untuk berhenti menyerang target sipil, khususnya rumah sakit dan sistem distribusi air," kata dia.


Belum lagi aksi pengeboman berisiko menyebabkan eksodus ribuan orang menuju ke pegunungan di selatan Sa'ada, di mana bantuan kemanusiaan tak akan bisa tiba tepat waktu.


"Di samping menerapkan blokade, seluruh bandara di negara tersebut telah hancur akibat serangan udara koalisi. Hal ini dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan yang lebih besar daripada apa yang telah dihadapi saat ini," kata dia.


Jeda kemanusiaan itu terhitung dimulai pada Selasa pekan depan.


Namun, Saudi baru akan bersedia melakukan, jika kelompok Houthi mau meletakkan senjata. Sementara itu, di saat yang bersamaan mereka telah melakukan lebih dari 100 kali serangan udara ke Provinsi Sa'ada.