Arab Saudi Umumkan Lima Hari Jeda Kemanusiaan

Kondisi kota Sana'a usai pengeboman
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
VIVA.co.id - Beberapa bulan berada dalam kecamuk perang, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir telah mengumumkan jeda kemanusiaan di Yaman selama lima hari. Jeda kemanusiaan dimulai pada Selasa, 12 Mei 2015 pada pukul 23.00 waktu setempat.

Laman International Business Times (IB Times) , Jumat, 8 Mei 2015 melansir, Saudi memberi isyarat, jeda kemanusiaan baru akan dilakukan jika kelompok pemberontak Houthi bersedia meletakkan senjata. Gencatan senjata selama 5 hari itu diumumkan di Paris dalam jumpa pers bersama dengan Menlu Amerika Serikat, John Kerry.

Jubeir mengatakan, gencatan senjata bukan bentuk perdamaian dan kedua pihak membutuhkan solusi politik untuk mengakhiri konflik. Dia menyebut kelompok Houthi akan menggunakan akal sehat dan menerima gencatan senjata itu.

Pengumuman adanya jeda kemanusiaan disampaikan usai sebelumnya koalisi militer yang dipimpin Saudi menyebar brosur berisi peringatan bagi warga yang bermukim di Saada. Sebab, mereka akan melakukan pengeboman intensif di seluruh area itu.

Juru bicara koalisi militer, Brigadir Jenderal Ahmad Assiri, mengatakan, warga Yaman telah diminta untuk menjauhi Saada demi keselamatan mereka sendiri.

"Tugas kami kini menjangkau mereka (kelompok Houthi) yang merencanakan serangan ini dan bersembunyi di Saada dan lokasi lain di mana kelompok militan itu berada," kata Assiri kepada media TV Saudi.

Operasi mereka, kata Assiri, akan lebih panjang dan keras. "Kami akan memburu semua komandan Houthi," tutur Assiri.

Ancaman itu direalisasikan oleh Saudi dalam serangan hari ini. Kantor berita Reuters melaporkan hari ini melakukan lebih dari 100 serangan udara. Serangan tersebut mengenai wilayah Provinsi Saada dan Hajjah, termasuk distrik Haradh, Maidi dan Bakil al-Mir.

Sementara itu, menurut seorang pejabat berwenang, serangan lainnya menyasar landasan pacu bandara Sana'a dan target Houthi di Distrik al-Sadda di pusat Yaman.

Menurut beberapa laporan, serangan udara Saudi telah menghancurkan sistem komunikasi dan telepon di Saada. Maka, akibat peperangan tersebut, Yaman kini jatuh ke dalam krisis kemanusiaan.

Selama lima pekan peperangan melalui udara dan blokade Saudi menyebabkan warga Yaman kekurangan pasokan makanan, air, dan listrik. Beberapa organisasi internasional yang masih bertahan di Yaman seperti Komite Internasional Palang Merah dan Dokter Tanpa Batas, telah menyerukan agar digelar jeda kemanusiaan dan akses tak terbatas.

Namun, pelaksanaan pengiriman bantuan kemanusiaan juga terasa sulit, sebab bandara kunci dan pelabuhan di Laut Merah, Al Hudaydah, telah dibom dan tidak bisa digunakan. (art)