Ini Alasan Mahasiswa RI Tak Mau Dievakuasi dari Yaman
- Puspen TNI
Salah satunya adalah Zah Faidh Bajuri (20), mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Al Ahgaff University, di Tarim Hadramaut, Yaman. Dia dan rekan-rekannya menolak dievakuasi.
Bila nanti konflik berakhir, kembali lagi ke Yaman bukan perkara yang mudah. Banyak dari mereka kesuliatan biaya untuk memulai dari awal lagi di Yaman.
"Kendala itu yang menyebabkan sebagian WNI, khususnya pelajar/mahasiswa bingung, karena tidak ada jaminan dari pemerintah soal kembalinya mereka ke Yaman. Saat situasi konflik mulai reda, kita kembali juga butuh uang banyak, sedangkan kami mahasiswa mayoritas ekonominya menegah ke bawah. Itu yang menjadikan kami enggan dievakuasi," kata Zah Faidh Bajuri melalui pesan Blackberry Messenger (BBM), Selasa 7 April 2015.
Zah, pria asal Kabupaten Gresik Bawean, Jawa Timur, menceritakan, wilayah yang dia tempati saat ini sebenarnya masih cukup aman. Bahkan, tidak ada kendala dalam melakukan kegiatan dan aktifitas sehari-hari.
Namun, banyak mahasiswa yang khawatir bila konflik meluas. Di sisi lain mereka bingung akan nasib study mereka jika harus kembali ke tanah air.
"Di Kota Tarim masih relatif aman dan kondusif, semua masih berjalan normal seperti biasa. Tapi, kami bingung, kalau ditinggal bagaimana nasib study kami," ujar mahasiswa jurusan Hukum Islam ini.
Saat ini, para mahasiswa di Yaman berharap kepada pemerintah Indonesia untuk memikirkan nasib study mahasiswa setelah dievakuasi ke Indonesia.
"Kita berharap dapat respon dari pemirintah soal kelanjutan study kita. Jadi jangan salahkan apabila mereka enggan dievakuasi lantaran tidak adanya kepastian dan sikap pemerintah yang berkaitan dengan nasib study mereka," ujar Zah. (ren)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]