98 WNI Dievakuasi dari Yaman dengan Kapal
Kamis, 2 April 2015 - 21:38 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy
VIVA.co.id
- Pemerintah mengangkut sekitar 98 warga negara Indonesia (WNI) di Aden, sebelah Selatan Yaman menggunakan kapal sewaan. Kapal tersebut turut membawa 10 warga negara Singapura dan Filipina.
Demikian disampaikan Juru Bicara Menteri Luar negeri Arrmanatha Nasir, Kamis, 2 April 2015, di ruang Palapa Kementrian Luar Negeri, Jakarta Pusat. Diplomat yang akrab disapa Tata ini mengatakan bahwa siang tadi kapal sudah mendekat ke Aden.
“Menurut rencana, siang ini akan diangkut ke Djibouti, dan dari sana baru ke Indonesia,” kata Tata.
“Tadi malam telah berangkat tim pertama dari kemlu, Polri, TNI dan BIN sudah berangkat. Kemudian sore ini tim kedua berangkat menggunakan pesawat Boeing 737-400 menuju Salala, Oman. Serta menjadi shuttle untuk keluar dari Yaman,” ujar Tata.
Ia menambahkan, evakuasi pertama WNI sudah dilakukan pada dini hari tadi. Sekitar 262 WNI sudah berada di Jizan. Ini merupakan bagian dari 309 WNI yang rencana awal akan dievakuasi dari Hudaydah menuju Jizan.
“Karena keterbatasan kendaraan, WNI yang masih tertinggal di Hudaydah, pagi ini akan ke Jizan,” kata Tata.
Kembali Tata menekankan bahwa kondisi di Yaman, khususnya Sanaa sangat tidak stabil dan perkembangannya dinamis. Keadaan di sana bisa berkembang lebih cepat, seperti contoh di Tripoli.
“Namun kita mengingatkan kepada WNI di Yaman untuk baiknya terlebih dahulu melakukan evakuasi sementara,” kata Tata.
Tata mengatakan, upaya juga telah dilakukan, seperti mengimbau kepada tokoh-tokoh agama Indonesia, yang memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh agama di sekolah dan pesantren di sana, untuk meyakinkan WNI agar melakukan evakuasi terkait kondisi yang semakin genting.
Selain itu, pemerintah mengimbau kepada keluarga-keluarga WNI di sini untuk meyakinkan keluarganya di Yaman untuk keluar dari sana.
“Pada dasarnya kita tidak bisa memaksa, namun kondisi bisa saja berubah,” imbuh Tata.
Tata menambahkan, terkait cara evakuasi yang dilakukan pemerintah RI, upaya-upaya yang sudah direncakan bisa berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang ada. Contoh di Aden, beberapa hari lalu, rencana evakuasi akan dilakukan dengan bus, namun ternyata tidak bisa.
“Satu-satunya jalan keluar adalah melalui kapal. Dalam waktu singkat kita upayakan mencari kapal, termasuk upaya Menlu menghubungi India untuk menggunakan kapalnya. Namun disayangkan, kapalnya baru saja keluar, kemudian kita cari kapal lain,” ujar Tata.![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]