Yaman Minta Arab Kirim Tentara untuk Gempur Milisi Houthi
Kamis, 2 April 2015 - 12:46 WIB
Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id - Serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi ke Yaman telah berlangsung selama satu pekan. Namun, bagi pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi, serangan udara dianggap tidak cukup efektif.
Kantor berita Reuters
, Rabu, 1 April 2015 melansir, seruan dari Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yaseen, yang justru meminta Saudi untuk terus meningkatkan serangan udara ke wilayah yang masih dikuasai oleh kelompok pemberontak Houthi. Bahkan, Yaseen tidak segan untuk meminta Saudi ikut menurunkan pasukan darat.
"Iya, kami meminta itu dan secepat mungkin untuk menyelamatkan infrastruktur dan warga Yaman yang tengah terkurung di banyak kota," ungkap Yaseen yang ikut mengungsi ke Arab Saudi.
Dari laporan Reuters, milisi Houthi telah memasuki pangkalan militer yang berada di tepi Laut Merah.
Namun, Saudi merespon tidak bisa terburu-buru untuk mengerahkan pasukan darat. Juru bicara militer koalisi pimpinan Saudi, Brigadir Jedneral Ahmed Asseri mengatakan, mereka baru akan mengerahkan pasukan darat melawan Houthi jika operasi tersebut memang diperlukan.
"Ada batasan untuk operasi darat, di area dan waktu yang spesifik. Namun, jangan berharap secara otomatis ada operasi darat," ujar Asseri.
Dia menambahkan Saudi tidak ingin berpikir bahwa serangan darat merupakan sebuah kewajiban.
"Jika memungkinkan kami ingin mencapai tujuan melalui jalan yang lain," imbuh Asseri.
Selama satu pekan serangan ke Yaman, militer Saudi gagal memukul mundur kelompok pemberontak Houthi dari kota-kota yang mereka kuasai. Padahal, mereka telah menyasar berbagai tempat penyimpnan alutsista militer, mulai dari tank, pesawat jet tempur hingga meriam anti-pesawat.
Dalam beberapa hari terakhir Saudi dan kelompok Houthi telah beberapa kali terlibat baku tembak di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan pada Selasa kemarin. Warga lokal yang menyaksikan peperangan itu mengatakan, itu merupakan peperangan terberat sejak serangan udara dimulai pekan lalu.
Asseri menjelaskan pasukan darat Saudi telah menyerang kelompok Houthi yang berada di perbatasan selama beberapa hari terakhir menggunakan artileri dan helikopter Apache.
"Jika pasukan koalisi memang memerlukan untuk operasi serangan darat, maka kami tidak akan ragu untuk melakukannya," kata dia dalam sebuah jumpa pers di Riyadh, Saudi.
Dia menambahkan jumlah pasukan yang berada di daerah perbatasan sudah cukup untuk melawan Houthi. Walaupun Pakistan, mengaku siap untuk mengirimkan pasukan tambahan dan membantu Saudi.
Jika Saudi benar-benar merealisasikan operasi serangan darat maka hal ini dapat membahayakan proses evakuasi WNI yang kini tengah membawa mereka keluar dari Yaman. Sementara, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, menyerukan serangan udara Saudi sebagai kesalahan strategis. Dia pun mengajukan usul untuk mengakhiri konflik dan mencoba mengontak Saudi.
"Iran dan Saudi dapat bekerja sama untuk memecahkan krisis Yaman. Kami merekomendasikan semua pihak di Yaman untuk tetap tenang dan mengedepankan dialog," ujar Abdollahian. (ren)
Baca Juga :
Kantor berita Reuters
"Iya, kami meminta itu dan secepat mungkin untuk menyelamatkan infrastruktur dan warga Yaman yang tengah terkurung di banyak kota," ungkap Yaseen yang ikut mengungsi ke Arab Saudi.
Dari laporan Reuters, milisi Houthi telah memasuki pangkalan militer yang berada di tepi Laut Merah.
Namun, Saudi merespon tidak bisa terburu-buru untuk mengerahkan pasukan darat. Juru bicara militer koalisi pimpinan Saudi, Brigadir Jedneral Ahmed Asseri mengatakan, mereka baru akan mengerahkan pasukan darat melawan Houthi jika operasi tersebut memang diperlukan.
"Ada batasan untuk operasi darat, di area dan waktu yang spesifik. Namun, jangan berharap secara otomatis ada operasi darat," ujar Asseri.
Dia menambahkan Saudi tidak ingin berpikir bahwa serangan darat merupakan sebuah kewajiban.
"Jika memungkinkan kami ingin mencapai tujuan melalui jalan yang lain," imbuh Asseri.
Selama satu pekan serangan ke Yaman, militer Saudi gagal memukul mundur kelompok pemberontak Houthi dari kota-kota yang mereka kuasai. Padahal, mereka telah menyasar berbagai tempat penyimpnan alutsista militer, mulai dari tank, pesawat jet tempur hingga meriam anti-pesawat.
Dalam beberapa hari terakhir Saudi dan kelompok Houthi telah beberapa kali terlibat baku tembak di beberapa lokasi di sepanjang perbatasan pada Selasa kemarin. Warga lokal yang menyaksikan peperangan itu mengatakan, itu merupakan peperangan terberat sejak serangan udara dimulai pekan lalu.
Asseri menjelaskan pasukan darat Saudi telah menyerang kelompok Houthi yang berada di perbatasan selama beberapa hari terakhir menggunakan artileri dan helikopter Apache.
"Jika pasukan koalisi memang memerlukan untuk operasi serangan darat, maka kami tidak akan ragu untuk melakukannya," kata dia dalam sebuah jumpa pers di Riyadh, Saudi.
Dia menambahkan jumlah pasukan yang berada di daerah perbatasan sudah cukup untuk melawan Houthi. Walaupun Pakistan, mengaku siap untuk mengirimkan pasukan tambahan dan membantu Saudi.
Jika Saudi benar-benar merealisasikan operasi serangan darat maka hal ini dapat membahayakan proses evakuasi WNI yang kini tengah membawa mereka keluar dari Yaman. Sementara, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, menyerukan serangan udara Saudi sebagai kesalahan strategis. Dia pun mengajukan usul untuk mengakhiri konflik dan mencoba mengontak Saudi.
"Iran dan Saudi dapat bekerja sama untuk memecahkan krisis Yaman. Kami merekomendasikan semua pihak di Yaman untuk tetap tenang dan mengedepankan dialog," ujar Abdollahian. (ren)
![vivamore="Baca Juga :"]
[/vivamore]