Keluarga Korban MH17 Merasa Dipersulit Malaysia Airlines
- REUTERS/Bazuki Muhammad
VIVA.co.id - Keluarga para korban tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines bernomor penerbangan MH17, merasa dipersulit oleh maskapai Malaysia itu saat mengurus pembayaran kompensasi.
Dilansir Daily Mail, Minggu, 22 Maret 2015, para keluarga korban MH17 di Australia mengatakan Malaysia Airlines menuntut slip gaji, pembayaran pajak dan berbagai dokumen lain.
Tim Lauschet, putra Gabriele Lauschet, mengatakan Malaysia Airlines mengharuskannya melengkapi daftar panjang dokumen, yang membuatnya merasa harus merendahkan diri dengan meminta-minta.
Tim mengatakan tidak semestinya Malaysia Airlines menjadikan nyawa ibunya sebagai ujian. Sebanyak 298 orang tewas, termasuk 28 warga Australia, saat MH17 jatuh di Ukraina pada 17 Juli 2014.
Gabriele (47) yang bekerja sebagai guru TK di Sydney, dalam perjalanan kembali ke Sydney dari negara asalnya di Jerman, ketika pesawat Malaysia itu mengalami tragedi.
Malaysia Airlines meminta sedikitnya sembilan dokumen, untuk membuktikan klaim adanya ketergantungan keuangan pada ibunya, yang hilang akibat kematiannya.
![vivamore="Baca Juga :"]
i