ISIS Akui Melakukan Penyerangan Museum di Tunisia
Jumat, 20 Maret 2015 - 10:37 WIB
Sumber :
- REUTERS/Tunisia TV
VIVA.co.id - Kelompok militan ISIS merilis pesan suara di internet, Kamis, 19 Maret 2015. Mereka mengklaim bertanggungjawab atas serangan ke Museum Bardo di Tunisia pada Rabu, 18 Maret, yang menewaskan 21 orang.
Otoritas Tunisia yang dikutip Channel News Asia
, Jumat, 20 Maret, mengatakan telah mengidentifikasi dua penyerang. Sementara itu, pencarian para tersangka lain masih dilakukan.
Pada pesan suara, ISIS menyebut dua anggotanya melakukan serangan di Museum Bardo, serta mengancam akan ada lebih banyak lagi serangan. "Apa yang telah Anda lihat hanya permulaan," begitu pesannya.
Sedikitnya 3.000 warga Tunisia telah bergabung dengan ISIS di Irak, Suriah dan Libya. Hal ini menjadi kekhawatiran otoritas Tunisia akan ancaman serangan saat para militan itu kembali ke Tunisia.
Ratusan orang berkumpul di luar museum, Kamis kemarin, memberikan bunga sebagai ungkapan duka cita, serta menyerukan kecaman pada aksi terorisme.
Kantor kepresidenan Tunisia dalam pernyataan resmi menyebut bahwa otoritas keamanan telah menangkap sembilan orang, dengan empat orang disebut terkait langsung dengan aksi terorisme.
Lima tersangka lainnya diyakini memiliki hubungan dengan kelompok yang melakukan serangan. Pejabat Tunisia mengatakan, militer diturunkan di beberapa kota untuk memperketat keamanan.
Pemimpin kubu oposisi Tunisia dari partai Islam Ennahda, Rached Ghannouchi, mengatakan yakin bahwa serangan membuat rakyat Tunisia bersatu, menentang kebrutalan teroris.
Berbagai media di Tunisia juga menyerukan solidaritas. Perdana Menteri habibb Essid, menyebut dua nama pelaku penyerangan Yassine Abidi dan hatem Khachnaoui. (ase)
Baca Juga :
Otoritas Tunisia yang dikutip Channel News Asia
Pada pesan suara, ISIS menyebut dua anggotanya melakukan serangan di Museum Bardo, serta mengancam akan ada lebih banyak lagi serangan. "Apa yang telah Anda lihat hanya permulaan," begitu pesannya.
Sedikitnya 3.000 warga Tunisia telah bergabung dengan ISIS di Irak, Suriah dan Libya. Hal ini menjadi kekhawatiran otoritas Tunisia akan ancaman serangan saat para militan itu kembali ke Tunisia.
Ratusan orang berkumpul di luar museum, Kamis kemarin, memberikan bunga sebagai ungkapan duka cita, serta menyerukan kecaman pada aksi terorisme.
Kantor kepresidenan Tunisia dalam pernyataan resmi menyebut bahwa otoritas keamanan telah menangkap sembilan orang, dengan empat orang disebut terkait langsung dengan aksi terorisme.
Lima tersangka lainnya diyakini memiliki hubungan dengan kelompok yang melakukan serangan. Pejabat Tunisia mengatakan, militer diturunkan di beberapa kota untuk memperketat keamanan.
Pemimpin kubu oposisi Tunisia dari partai Islam Ennahda, Rached Ghannouchi, mengatakan yakin bahwa serangan membuat rakyat Tunisia bersatu, menentang kebrutalan teroris.
Berbagai media di Tunisia juga menyerukan solidaritas. Perdana Menteri habibb Essid, menyebut dua nama pelaku penyerangan Yassine Abidi dan hatem Khachnaoui. (ase)
![vivamore="Baca Juga :"]