Skandal Prostitusi dalam Kampus Menyeruak di China

Ilustrasi prostitusi
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -
Pengelola sebuah kampus di China kebakaran jenggot. Maklum, ada berita yang menyebut bahwa bordil "bawah tanah" beroperasi di kampus mereka.


Skandal ini diungkap koran
Beijing Times
edisi Senin lalu, seperti dikutip
The Telegraph,
29 Oktober 2014. Media China itu menyebut pemegang kartu mahasiswa dapat diskon untuk pelayanan bordil yang beroperasi secara ilegal di sebuah hotel mewah berlantai lima di properti kampus.
Beijing Times
juga menyebut, bordil itu beroperasi dengan kedok "layanan pijat kaki".

Modusnya, mahasiswa yang mencari prostitusi kemudian mendatangi resepsionis hotel. Dia harus menyebutkan sandi khusus, yakni: "Saya mencari saudari Zhou untuk pelayanan kesehatan."

Seorang mahasiswa yang dijadikan whistleblower, “Mr Chen,” mengatakan kepada Beijing Times,
dia sangat kaget saat menemukan ada ekstrakurikuler yang "ditawarkan" di dalam kampusnya.


“Apa yang terjadi di kampus kita ini keterlaluan," kata Mr Chen yang bukan nama sebenarnya. Orangtua mahasiswa, kata dia, menghabiskan uang yang sangat banyak untuk mengirimkan anak-anak mereka untuk belajar. "Mereka tentu tidak mengharapkan hal seperti ini (bordil) ada di lingkungan sekolah," kata dia.


Detail praktik mesum itu terungkap dari investigasi reporter
Beijing Times
. Sang reporter itu menyamar sebagai mahasiswa yang sedang mengumpulkan informasi soal pelayanan rahasia hotel tersebut. Koran ini juga mengklaim, hotel itu dikelola Guangxi Science and Education Group - perusahaan yang juga bertanggung jawab pada pengelolaan universitas itu.


Salah satu pegawai perempuan di hotel itu diduga menawarkan pekerja seks kepada reporter. Pegawai itu juga mengungkap bahwa pemegang kartu mahasiswa akan mendapat diskon.


“Anda bisa meminta perempuan mana saja yang Anda suka. Jadi, Anda tidak akan kecewa ketika perempuan itu datang," kata pekerja itu.


Namun, pekerja itu marah ketika reporter--yang menyamar sebagai mahasiswa--menawar harga darinya, 460 yuan atau lebih dari Rp900 ribu itu.


“Kalian mahasiswa, sangat kaya. Orangtua kalian memberi kalian uang yang banyak," kata pekerja itu lagi.


Otoritas Universitas langsung membantah pemberitaan itu. "Kampus kami tidak berkaitan dengan hotel. Tidak ada," kata seorang pejabat kampus yang menolak memberi namanya kepada
Telegraph
. Pejabat itu juga menegaskan, tidak ada pegawai kampus yang bekerja--baik paruh waktu atau penuh--di hotel tersebut.


Pengelola kampus juga membantah, salah satu pejabatnya menjadi pengelola di hotel tersebut. Tudingan klub seks di kampus itu juga sudah dikomunikasikan dengan otoritas berwenang, secepat mungkin.


Wuchang University of Technology didirikan tahun 2011. Sementara, prostitusi merupakan praktik ilegal di China sejak komunis mengambil alih negara tahun 1049.


Para tamu hotel-hotel mewah kerap menerima panggilan atau pesan singkat dari pekerja seks yang ingin menghidupkan kembali bisnis haram itu.