Dicurigai Ebola, Ayah dan Putrinya Diturunkan dari Pesawat AS

Rumah Sakit Presbiterian Texas
Sumber :
  • REUTERS/Jim Young

VIVAnews - Agen-agen dari badan pengendalian penyakit menular Amerika Serikat (AS) yang menggunakan pakaian khusus, mengeluarkan seorang penumpang pesawat United Airlines bersama putrinya saat mendarat di Newark, New Jersey, Sabtu, 4 Oktober.

Penumpang asal Liberia yang tidak disebutkan identitasnya itu, muntah dalam penerbangan dari Belgia ke Bandara Internasional Newark. Juru bicara otoritas bandara New York dan New Jersey mengatakan pria itu dibawa Rumah Sakit Universitas di Newark bersama dengan putrinya.

Kantor berita Reuters, Minggu, 5 Oktober, mengutip pernyataan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) menyebut hasil pemeriksaan tidak menunjukkan bukti-bukti infeksi virus Ebola.

Direktur CDC Thomas Frieden, mengatakan telah melacak lebih dari 100 kasus dugaan Ebola yang tidak terbukti sepanjang pekan lalu, setelah seorang pria asal Liberia yang berkunjung ke Dallas dinyatakan sebagai kasus pertama infeksi virus mematikan Ebola di AS.

Walau tidak terbukti Ebola, namun 251 penumpang dan 14 kru pesawat United Airlines segera ditempatkan pada karantina sementara. Pihak maskapai dalam pernyataan resmi menyebut semua penumpang dan kru ditahan sementara pejabat kesehatan AS mewawancarai semua orang di pesawat.

Setelah hasil pemeriksaan terhadap penumpang yang sakit dilakukan, juru bicara otoritas bandara Erica Dumas mengatakan semua penumpang dan kru pesawat sudah dibolehkan keluar.

CDC mengatakan telah mengumpulkan kontak semua penumpang, serta memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memonitor kesehatan mereka, jika penumpang yang sakit ternyata memiliki kondisi menular.

Penumpang yang sakit dan putrinya dilaporkan telah diijinkan kembali melakukan perjalanan ke Brussel, yang merupakan penghubung semua penerbangan dari Barat ke negara-negara Afrika. Liberia merupakan salah satu negara di Afrika Barat yang paling parah dilanda wabah Ebola, menewaskan lebih dari 3.400 jiwa sejak Maret.