Paus Fransiskus Sambangi Korsel, Korut Tembakkan Roket

Paus Fransiskus sambangi Korea Selatan
Sumber :
  • REUTERS/Ahn Young-joon/Pool
VIVAnews -
Juru bicara Kementerian Pertahanan Korea Utara mengatakan militer negaranya telah menembakkan tiga roket jarak dekat menuju ke Laut Timur hari ini. Padahal di saat bersamaan, Paus Fransiskus, baru menjejakkan kakinya di Bandara Incheon, Korea Selatan, untuk memulai kunjungan lima harinya.


Stasiun berita
Channel News Asia
, Kamis, 14 Agustus melansir Korut juga sudah diminta oleh Korsel untuk mengirimkan beberapa umat Katolik yang ada di Pyongyang. Namun, permintaan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Korut.


"Korut baru saja menembakkan tiga roket jarak pendek ke Laut Timur (Laut Jepang)," ungkap juru bicara Kemenhan.


Fransiskus tiba di Korsel pada pukul 10.15 waktu setempat. Ini merupakan kunjungan pertama pemimpin tertinggi umat Katolik itu ke Benua Asia dalam 15 tahun terakhir.


Terakhir kali seorang Paus ke Asia adalah pada tahun 1999 ketika Paus Yohannes Paulus II bertandang ke India. Tiba di Bandara Incheon, Fransiskus disambut secara langsung oleh Presiden Park Geun-hye.


Dia dijadwalkan akan melakukan dua pertemuan formal hari ini dan ada sebuah resepsi penyambutan yang dihadiri oleh beberapa pembelot dari Korut dan empat kerabat korban tenggelamnya kapal feri Sewol.


Selain itu, pada hari Sabtu, 16 Agustus 2014, Fransiskus dijadwalkan akan memberikan misa terbuka di pusat kota Seoul. Diprediksi misa tersebut akan dihadiri oleh lebih dari satu juta umat Katolik. Sementara dalam kunjungan hari terakhir pada Minggu, 17 Agustus 2014, Fransiskus akan melakukan misi rekonsiliasi di Seoul untuk menyampaikan pesan ke Korut.

Pemerintah Korut memberlakukan aturan pengawasan ketat terhadap praktik agama. Jika beribadah tidak sesuai izin, maka dapat dianggap berbuat kriminal. Beberapa isu khusus yang akan dibahas Fransiskus dalam kunjungannya ke Korsel antara lain krisis moral dan spiritual, ancaman kompetisi yang berlebih dan konsumerisme masyarakat.

Menurut pandangan ahli bidang agama di Asia dari Universitas Notre Dame, Lionel Jensen, kunjungan ini merupakan pengakuan dari Vatikan terhadap perkembangan gereja yang paling cepat terjadi di Asia dan Afrika kawasan Sub-Sahara.


"Bahkan, dia juga telah mengumumkan akan kembali berkunjung ke Asia di tahun 2015 dengan terbang ke Filipina dan Sri Lanka. Hal itu menekankan orientasi baru dan penting Vatikan terhadap Asia," kata Jensen. (umi)