Bocorkan Lokasi Bin Laden, 16 Wanita Dianggap Pengkhianat

Warga melihat rumah persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan
Sumber :
  • REUTERS/Erik de Castro
VIVAnews - Sebanyak 16 wanita yang bekerja sebagai petugas kesehatan di Pakistan dianggap telah berkhianat terhadap negaranya. Mereka dianggap membocorkan informasi berharga soal keberadaan pemimpin kelompok militan Al-Qaeda, Osama Bin Laden.

Diberitakan BBC , Jumat 25 April 2013, salah satu petugas kesehatan wanita itu adalah Akhtar Bibi (49). Menurut data dari BBC, persembunyian Bin Laden berhasil terbongkar setelah contoh DNA-nya berhasil diperoleh melalui kampanye vaksinasi palsu. Bin Laden akhirnya tewas ditembak oleh Tentara Angkatan Laut AS dalam sebuah operasi rahasia di kota Abbottabad pada 2 Mei 2011 lalu.

Kampanye vaksinasi palsu itu dipimpin langsung oleh dr. Shakeel Afridi yang diduga memberikan informasi kepada CIA. Pertemuan pertama mengenai kampanye vaksinasi itu terjadi pada 16 Maret 2011 lalu.

"Pada saat itu, beberapa pejabat berwenang senior departemen kesehatan hadir, termasuk pengawas kami dan koordinator distrik tambahan. Mereka lalu mengenalkan dr. Shakeel Afriadi sebagai koordinator program tersebut," ujar Begum.

Afriadi kemudian memberikan informasi singkat kepada semua pekerja kesehatan. Dia ingin mendatangi tiap rumah dan mengetuk dari pintu ke pintu untuk berkampanye soal imunisasi kepada wanita berusia antara 15 hingga 49 tahun dalam melawan penyakit Hepatitis B.

Afriadi kemudian mengatakan kampanye akan terkonsentrasi di dua daerah yang berdekatan yaitu Nawanshehr dan kota Bilal, di Abbottabad. Kampanye gelombang pertama dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Maret 2011 dan dipusatkan di daerah Nawanshehr, di mana salah satu pemimpin al-Qaeda, Abu Faraj al-Libbi diketahui bersembunyi.

Kemudian kampanye vaksinasi berlanjut di tanggal 12-14 April 2011 dan pada tanggal 20-21 April 2011. Di kampanye terakhir, Afriadi memutuskan untuk memfokuskan kegiatan di kota Bilal, yang diduga menjadi tempat persembunyian Bin Laden.

"Sembilan pekerja yang dibagi ke dalam tiga kelompok menyisir kota Bilal selama dua hari. dr. Afridi sendiri yang mengawasi kampanye itu. Dia bahkan menyewa dua mobil van untuk kami," ujar Bibi.

Bibi mengaku memang sempat mampir di depan komplek yang diduga menjadi tempat persembuyian Bin Laden pada 21 April, tetapi tidak ada satu orang pun yang merespon ketika mereka mengetuk pintu. Dia tidak tahu apakah Afriadi akhirnya berhasil masuk ke dalam rumah itu dan mendapat contoh DNAnya.
"Yang pasti dia mengatakan sangat penting untuk mengimunisasi orang-orang di rumah ini," kata Bibi menirukan kalimat Afridi.

Akibat dianggap pengkhianat, Bibi dan 16 pekerja kesehatan wanita lainnya terpaksa harus kehilangan pekerjaan mereka pada Februari 2012. Sementara menurut pejabat berwenang provinsi, Afridi ditahan oleh agen intelijen Pakistan.

Sejak kehilangan pekerjaan, Bibi saat ini terpaksa harus membanting tulang untuk menghidup keenam saudara kandungnya yang menganggur di rumah. Dia harus menyambung hidup dengan menjadi asisten rumah tangga dan hanya mendapat bayaran senilai US$1 atau Rp10 ribu per hari.

"Ketika saya kehilangan pekerjaan, penyakit darah tinggi saya mulai kambuh. Situasi saya semakin memburuk karena suami saya memutuskan untuk tinggal bersama istri keduanya, karena menurut dia saya sudah dilabeli buruk oleh orang-orang," ujar Bibi lirih.