Jutaan Ikan Sarden Mati Di California
- AP Photo
VIVAnews - Jutaan ekor ikan sarden ditemukan mengambang di dekat pelabuhan laut King di pantai Redondo, California, Amerika Serikat, pada Selasa pagi, 8 Maret 2011. Diduga, kematian jutaan sarden ini diakibatkan oleh kurangnya kadar oksigen dalam air di perairan tersebut.
Menurut harian The Los Angeles Times, perairan di pelabuhan tersebut seperti diselimuti oleh karpet bangkai ikan. Jutaan bangkan ikan sarden terlihat mengambang di permukaan, dengan ketebalan tumpukan bangkai hingga 45 centimeter.
“Pada satu tempat, mereka mengambang hingga ke permukaan dan pemandangannya sangat tidak bagus,” ujar kepala operasi penangkapan ikan di pelabuhan King, Larry Derr.
Menurut pernyataan dari pemerintah setempat, jutaan ikan sarden tersebut berada di perairan pelabuhan setelah tersapu badai berkecepatan 72km/jam pekan lalu. Ditambah lagi, di lepas pantai, telah menunggu paus lapar yang akan menyantap para sarden. Hal ini membuat jutaan sarden bertahan di perairan dekat pelabuhan, tempat 1.400 kapal berlabuh.
Walaupun perairan tersebut telah tercemar bahan kimia dan rendahnya mutu air, namun diduga bukan ini penyebab kematian sarden-sarden tersebut. Diduga, jumlah mereka yang besar, ditambah lagi dengan jumlah ikan yang telah lebih dulu berada di situ, membuat kadar oksigen di dalam air menurun, hampir mencapai titik nol.
Direktur Konservasi Kelautan LA, brent Scheiwe, mengatakan bahwa di daerah tersebut pergerakan airnya sangat minim, hal ini semakin membuat kadar oksigen menipis. Dia mengatakan bahwa kadar oksigen di pelabuhan umumnya adalah 8 bpj (bagian per juta) nya. Kadar oksigen 3 bpj saja, adalah kadar kritis pada air.
Scheiwe menjelaskan bahwa kadar oksigen saat itu di pelabuhan King, Redondo, adalah 0,72 bpj. Jutaan ikan di perairan membuat kadar oksigen tidak mencukupi, sehingga mereka tercekik dan mati.
Pemilik kapal, Allen J. Duran, membenarkan pernyataan Scheiwe. Dia mengatakan bahwa ikan-ikan sarden tersebut naik ke permukaan dan mencoba untuk mengambil udara. “Mereka mencoba untuk bernafas,” ujar Duran.