Tifatul, Ratu, dan Sentuhan Michelle Obama
- AP Photo/Daniel Hambury, pool
VIVAnews - Heboh salaman Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring dengan Michelle Obama, membuat publik di belahan utara kembali teringat kejadian setahun lewat. Sejumlah media di Amerika mengulas peristiwa di Indonesia dan membandingkan dengan kejadian pada 1 April 2009 lalu.
Pada Rabu malam di awal April 2009 itu, istri Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu membuat geger dengan menaruh tangannya di punggung Ratu Inggris Elizabeth II. Memang tidak ada undang-undang di Inggris yang melarang Ratu disentuh, namun Majalah Time menulis "aturan itu tercetak di batu."
Aturan ini menurut Time, berkaitan dengan sejarah kekuasaan di Inggris dan Prancis yang ditabalkan Paus di Roma. Meski Inggris telah keluar dari Gereja Katolik dan membentuk Gereja Anglikan, kebiasaan "raja" yang suci ini terus bertahan.
Jika Ratu tak menyentuh atau menawarkan menyentuh, jangan pernah menyentuh dia. Jika Ratu mengulurkan salam, seseorang harus menyambutnya dengan salaman yang ringan bahkan hanya sentuhan. Jika Ratu tak menawarkan salaman, sebaiknya simpan tangan Anda di samping karena tak sopan jika Anda yang terlebih dulu mengulurkan tangan.
Namun, pada malam di sela pertemuan G20 itu, Michelle menaruh tangannya di punggung Ratu saat mereka berbincang. Media di Inggris pun heboh. Seperti halnya di Indonesia saat melihat Tifatul bersalaman dengan Michelle, para Tweeps alias pengguna Twitter pun ribut.
Michelle bukan orang pertama yang melakukan tindakan seperti itu pada Ratu. Tahun 1992, Paul Keating yang saat itu Perdana Menteri Australia, negara persemakmuran Inggris, juga pernah memegang bahu Ratu saat melewati kerumunan. Namun untuk wanita, baru Michelle yang terlihat melakukan itu pada Ratu.
Michelle sendiri belakangan menyatakan, dia menaruh tangannya setelah Ratu yang terlebih dulu menaruh tangan di pinggangnya. Juru bicara Istana Buckingham pun menyampaikan hal serupa, "sebuah gambaran spontan dan mutual dari kedekatan dan apresiasi." (umi)