Tanggapi Isu Serahkan Jabatan Presiden ke Elon Musk, Donald Trump: Itu Tipuan...
- NPR
AS, VIVA – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya menanggapi tuduhan yang menyebut dirinya telah menyerahkan jabatan presiden kepada Elon Musk.
Dalam pidatonya di Arizona pada Minggu lalu, Trump menyebut klaim tersebut sebagai tipuan yang dibuat oleh lawan politiknya. Pernyataan ini muncul setelah Elon Musk, miliarder pemilik Tesla dan SpaceX, terlihat berperan besar dalam proses transisi pemerintahan Trump.
Dilansir dari Al Jazeera, Elon Musk adalah salah satu tokoh yang cukup menonjol selama transisi pemerintahan Trump. Baru-baru ini, ia bahkan membantu membatalkan rancangan anggaran yang sedang dinegosiasikan di Kongres.
Langkah ini memperlihatkan betapa besarnya pengaruh Musk meskipun ia bukan bagian resmi dari pemerintahan.
Musk juga diketahui sebagai pendukung besar Trump selama pemilu. Pada Juli lalu, ia secara terbuka mendukung Trump setelah adanya percobaan pembunuhan terhadap presiden terpilih tersebut.
Selain dukungan moral, Musk juga memberikan kontribusi finansial besar dengan menyumbang sekitar $200 juta atau setara Rp3 triliun kepada Komite Aksi Politik (PAC) yang mendukung Trump.
Peran besar Musk dalam urusan pemerintahan menimbulkan banyak kritik. Partai Demokrat menuduh bahwa ini adalah contoh pengaruh yang terlalu besar dari miliarder dalam politik.
Dalam pidatonya di Arizona, Trump memuji Elon Musk sebagai orang yang sangat cerdas yang bisa membawa perubahan positif. Namun, ia menekankan bahwa Musk tidak akan menjadi presiden.
"Kalian tahu kenapa dia tidak bisa menjadi presiden? Karena dia tidak lahir di negara ini," kata Trump dengan nada bercanda.
Faktanya, Elon Musk memang lahir di Afrika Selatan sehingga tidak memenuhi syarat konstitusional untuk menjadi presiden Amerika Serikat.
Trump menggunakan fakta ini untuk menepis anggapan bahwa ia telah “menyerahkan" jabatan presiden kepada Musk.